Menurut Mukhlisin, konflik dan perdamaian seperti dua keping mata uang.
Perlu belajar dari konflik agar tidak terulang dan perlunya belajar konsep tentang perdamaian.
Hal itu diungkapan Mukhlisin dalam diskusi Guru Bacarita: Narasi Damai dari Maluku untuk Indonesia yang digelar Rabu (19/1/2022).
"Sejak 2017-2018 kami mengumpulkan narasi para guru. Banyak praktik baik pendidikan perdamaian dan resolusi konflik yang kami temukan, seperti kearifan lokal pela gandong yang diimplementasikan di sekolah-sekolah menjadi pela Pendidikan,” paparan Mukhlisin dalam rilis yang diterima KOMPAS TV pada Januari 2022 lalu.
Pela pendidikan adalah kearifkan lokal masyarakat Ambon terkait Pendidikan.
Menurut manajer Yayasan Cahaya Guru tersebut, pela gandong menganggap antara satu sekolah dan sekolah yang lain sebagai saudara.
“Meski konflik selesai, tapi ada segregasi dalam masyarakat, yang Kristen ya Kristen begitu halnya muslim. Begitupun sekalohan. Ada 100 persen kristen, ada juga muslim,” papar dia.
Pela pendidikan ini, menurut Mukhlisin, ada di sekolah muslim dan kristen, mereka jadi satu saudara.
“Contoh tradisi ini adalah SMP Negeri 4 dengan SMP negeri 9 Ambon, keduanya basudara.”
Tradisi Lokal sebagai Persaudaraan Warga Ambon
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Ferdinand Tasso menyatakan, pentingnya menggali dan menerapkan kearifan lokal dalam kurikulum pembelajaran.
Dia juga menekankan lembaga pendidikan menjadi garda terdepan menanamkan nilai adil, tidak diskriminatif dan tidak eksklusif.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR