Intisari-Online.com - Pada masanya, Ambon adalah wilayah yang berdarah dan penuh konflik.
Tapi konflik itu akhirnya berujung damai, alhamdulillah, dan salah satu media yang menyatukan warga Ambon adalah tradisi pela gandong.
Memangnya apa itu tradisi pela gandong?
Tradisi pela gandong adalah tradisi khas Maluku, khususnya Maluku Tengah.
Pela, menurut masyarakat Ambon, diartikan sebagai suatu relasi perjanjian persaudaraan antara satu negeri dengan negeri lain di pulau lain dan terkadang agama yang berbeda.
Sementara gandong adalah adik.
Bisa dibilang, pela gandong adalah semacam nota kesepakatan damai antardua entitas.
Saat upacara, campuran soppi dan darah dari tubuh masing-masing pemimpin negeri akan diminum oleh kedua pemimpin setelah senjata dan alat-alat tajam lain dicelupkan.
Seperti disebut di awal, pela gandong telah mendamaikan Ambon yang berdarah-darah di pengujung 1990-an.
Pada 19 Januari 1999, konflik Ambon meletus.
Bagi siapa pun, konflik itu menyisakan luka yang mendalam berikut pelajaran berharga juga pendidikan perdamaian.
Praktisi pendidikan keragaman, Muhammad Mukhlisin, dilansir Kompas.TV menilai, sebagai bangsa majemuk, masyarakat perlu belajar dari konflik Ambon.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR