- Perubahan iklim, yang dapat menyebabkan peningkatan suhu, kenaikan permukaan laut, asamifikasi, dan perubahan arus laut. Contohnya adalah terjadinya pemutihan karang (coral bleaching), yaitu kondisi di mana polip karang kehilangan zooxanthellae akibat stres termal, sehingga warna dan nutrisi karang berkurang.
Penerapan Pengelolaan Terumbu Karang yang Berkelanjutan
Pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan adalah strategi yang bertujuan untuk mengatur dan mengawasi penggunaan dan pemanfaatan terumbu karang secara bijak dan bertanggung jawab.
Pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan dapat melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat, akademisi, dan swasta. Beberapa contoh pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan adalah:
- Menetapkan zona perlindungan terumbu karang, yaitu wilayah yang dilarang untuk melakukan aktivitas yang dapat merusak terumbu karang, seperti penangkapan ikan, pembangunan, atau pariwisata.
- Menetapkan kuota dan musim penangkapan ikan, yaitu batasan jumlah dan waktu penangkapan ikan yang diizinkan di wilayah
- Menetapkan kuota dan musim penangkapan ikan, yaitu batasan jumlah dan waktu penangkapan ikan yang diizinkan di wilayah terumbu karang, agar tidak mengganggu reproduksi dan pertumbuhan ikan.
- Menetapkan standar dan regulasi pembangunan, yaitu aturan yang mengatur pembangunan di wilayah pesisir dan laut, agar tidak menimbulkan polusi, sedimentasi, atau kerusakan terumbu karang.
- Menetapkan standar dan regulasi pariwisata, yaitu aturan yang mengatur aktivitas pariwisata di wilayah terumbu karang, agar tidak menimbulkan gangguan, sampah, atau kerusakan terumbu karang.
Peningkatan Penelitian dan Inovasi
Penelitian dan inovasi adalah strategi yang bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mendukung pelestarian terumbu karang Indonesia.
Baca Juga: Bagaimana Bentuk dari Proses Pembangunan Berkelanjutan dalam Mengelola Sumber Daya yang Ada di Laut?
KOMENTAR