Perkembangan lembaga pendidikan Muhammadiyah dapat dibagi ke dalam empat periode, yaitu:
Masa perintisan (1900-1923)
Masa perintisan lembaga pendidikan Muhammadiyah dimulai dari tahun 1900, ketika KH Ahmad Dahlan berusaha mencari konsepsi baru sistem pendidikan alternatif, yang dapat mengentaskan rakyat Indonesia dari kebodohan, kemelaratan, dan kemunduran.
Selain MIDI, pada masa perintisan Muhammadiyah juga merintis sekolah menengah bernama Qismul Arqa.
Dua tahun setelah didirikan, atau pada 1920, Al-Qismul Arqo berubah nama menjadi Pondok Muhammadiyah, yang merupakan cikal bakal pendidikan kader Muhammadiyah Mualimin dan Mualimat.
Masa perintisan berakhir dengan wafatnya KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri lembaga pendidikan sekaligus organisasi Muhammadiyah pada 1923.
Masa pengembangan (1923-1970)
Setelah KH Ahmad Dahlan wafat pada 1923, eksperimen sistem pendidikan baru yang dirintisnya telah tumbuh di beberapa daerah, bahkan telah merambah wilayah di luar pulau Jawa.
Meski urusan pendidikan belum menjadi perhatian utama pemerintah maupun masyarakat, penerimaan atas pengintegrasian sistem pendidikan sekuler ke dalam lembaga pendidikan Islam semakin besar.
Bahkan muncul lembaga pendidikan Islam di luar Muhammadiyah.
Masa pelembagaan (1970-1998) Perkembangan sekolah Muhammadiyah terus meluas seiring dengan cakupan dakwah organisasi Muhammadiyah.
Memasuki era Orde Baru (1966-1998), periode pelembagaan sekolah Muhammadiyah pun dimulai.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR