Jepang merasa terancam dan marah dengan aksi-aksi Tengku Abdul Jalil. Jepang berusaha untuk menangkap dan membunuh Tengku Abdul Jalil dengan segala cara.
Pada tanggal 7 November 1943, Jepang berhasil mengepung pesantren Tengku Abdul Jalil di Panton Labu.
Jepang menyerang pesantren dengan senjata berat dan api. Tengku Abdul Jalil dan para santrinya bertempur habis-habisan melawan Jepang.
Mereka tidak mau menyerah atau melarikan diri. Mereka rela mati syahid demi membela agama, bangsa, dan tanah air. Dalam pertempuran sengit tersebut, Tengku Abdul Jalil gugur sebagai pahlawan.
Ia meninggal dalam usia 45 tahun. Para santrinya juga gugur bersama-sama dengan gurunya.
Pesantren Tengku Abdul Jalil hancur berkeping-keping akibat serangan Jepang.
Tengku Abdul Jalil adalah salah satu tokoh yang terlupakan dalam sejarah perlawanan Aceh.
Ia tidak mendapat penghargaan dan pengakuan yang layak dari pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Padahal, ia adalah seorang ulama, pendidik, dan pejuang yang berjasa besar bagi Aceh dan Indonesia.
Ia adalah salah satu pahlawan yang berani mengorbankan nyawanya demi kemerdekaan dan kehormatan bangsanya.
Beliau adalah salah satu inspirasi bagi generasi muda Aceh yang harus terus berjuang untuk mempertahankan identitas, budaya, dan agama mereka.
Ia adalah salah satu contoh bagi kita semua yang harus menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah berkorban untuk negeri ini.
Tengku Abdul Jalil adalah salah satu kisah heroik yang harus kita kenang dan teladani.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR