Berawal Menjadi Seorang Pedagang Sosok Ini Menjadi Penguasa Gowa dan Menantang Belanda

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Sultan Malikussaid merupakan ayah dari Sultan Hasanuddin.
Ilustrasi - Sultan Malikussaid merupakan ayah dari Sultan Hasanuddin.

Intisari-online.com -Sultan Malikussaid adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Gowa, yang merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara pada abad ke-16 dan ke-17.

Sultan Malikussaid lahir pada tahun 1595 dengan nama I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape.

Ia adalah putra dari Karaeng Matoaya, raja Gowa ke-14, dan I Tanirara, putri dari raja Tallo ke-6.

Sejak kecil, ia sudah menunjukkan bakat sebagai pedagang dan diplomat.

Ia sering berdagang ke berbagai daerah di Nusantara, seperti Jawa, Maluku, dan Banten.

Kemudian juga menjalin hubungan baik dengan para pedagang asing, seperti Portugis, Belanda, dan Inggris.

Pada tahun 1611, ayahnya meninggal dunia dan ia naik tahta sebagai raja Gowa ke-15 dengan gelar Sultan Alauddin.

Ia meneruskan kebijakan ayahnya untuk memperluas wilayah dan pengaruh Kerajaan Gowa.

Ia berhasil menaklukkan beberapa kerajaan tetangga, seperti Bone, Soppeng, Wajo, Luwu, dan Mandar.

Kemudian juga mengirimkan ekspedisi militer ke Maluku, Sulawesi Utara, dan Papua.

Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Gowa mencapai puncak kejayaannya sebagai salah satu kekuatan maritim terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga: Sosok Cut Nyak Dien, Sang Ratu Aceh yang Ditawan di Babah Krueng Mangi

Salah satu peristiwa penting dalam hidup Sultan Malikussaid adalah masuknya Islam ke Kerajaan Gowa.

Sebelumnya, ia dan rakyatnya menganut agama animisme dan Hindu-Buddha.

Pada tahun 1605, ia bertemu dengan seorang ulama bernama Datuk Ri Bandang, yang datang dari Aceh.

Datuk Ri Bandang berhasil meyakinkan Sultan Malikussaid untuk memeluk Islam dengan cara menunjukkan keajaiban dan kebenaran agama Islam.

Sultan Malikussaid kemudian mengucapkan syahadat dan mengganti namanya menjadi Sultan Malikussaid.

Sultan Malikussaid tidak hanya memeluk Islam untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk rakyatnya.

Ia mengeluarkan perintah agar seluruh rakyat Gowa mengikuti agama Islam.

Kemudian juga membangun masjid-masjid di seluruh wilayahnya, termasuk Masjid Bontoala, yang merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan.

Ia juga mengirimkan utusan ke Mekkah untuk menjalin hubungan dengan dunia Islam.

Dengan demikian, Sultan Malikussaid berjasa besar dalam menyebarkan Islam di wilayah timur Indonesia.

Sultan Malikussaid wafat pada tahun 1639 dan dimakamkan di Makam Katangka, yang terletak di dekat Masjid Bontoala.

Baca Juga: Lahir Dan Berjuang Untuk Aceh, Kenapa Sosok Cut Nyak Dien Dimakamkan Di Sumedang?

Ia digantikan oleh putranya, Sultan Hasanuddin, yang juga dikenal sebagai pahlawan perang melawan Belanda.

Sultan Malikussaid meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi Kerajaan Gowa dan bangsa Indonesia.

Ia dihormati sebagai salah satu raja terbaik dan terbesar dalam sejarah Nusantara.

Artikel Terkait