Kesultanan Ternate, Kerajaan Islam Tertua di Nusantara yang Masih Berdiri Hingga Kini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Walau selalu di bawa bayang-bayang Kesultanan Ternate, Kesultanan Bacan disebut tidak pernah jatuh ke tangan Belanda.
Walau selalu di bawa bayang-bayang Kesultanan Ternate, Kesultanan Bacan disebut tidak pernah jatuh ke tangan Belanda.

Intisari-online.com - Kesultanan Ternate adalah salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia yang masih berdiri hingga saat ini.

Kesultanan ini didirikan pada abad ke-13 oleh Raja Marhum, yang merupakan keturunan dari Raja Gapi Baguna, pendiri Kerajaan Gapi.

Kerajaan Gapi sendiri merupakan salah satu kerajaan Hindu di Maluku yang berpusat di Pulau Ternate.

Pada awalnya, Kerajaan Ternate beragama Hindu, namun kemudian beralih ke Islam setelah mendapat pengaruh dari pedagang-pedagang Muslim dari Gujarat, India.

Salah satu raja Ternate yang pertama kali memeluk Islam adalah Raja Zainal Abidin, yang bergelar Sultan Bayanullah.

Ia juga dikenal sebagai penguasa yang membawa Kerajaan Ternate ke puncak kejayaannya pada abad ke-15.

Sultan Bayanullah berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup sebagian besar Maluku, Sulawesi Utara, Papua Barat, dan Timor Leste.

Ia juga menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Majapahit, Demak, Banten, dan Mataram.

Selain itu, ia juga membuka hubungan perdagangan dengan negara-negara asing, seperti Cina, Siam, Turki Utsmani, dan Portugal.

Namun, hubungan dengan Portugal tidak berlangsung lama.

Pada tahun 1570, Sultan Baabullah, putra Sultan Bayanullah, mengusir Portugis dari Maluku karena merasa terancam oleh ekspansi mereka.

Baca Juga: Misteri Kesultanan Sambas, Kerajaan Islam Pertama di Kalimantan Barat

Sultan Baabullah juga dikenal sebagai pahlawan perlawanan melawan penjajahan asing dan penguasa Kerajaan Ternate yang agung.

Ia berhasil mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Kesultanan Ternate dari serangan Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.

Meskipun demikian, Kesultanan Ternate tidak bisa menghindari pengaruh Belanda yang semakin kuat di Maluku.

Pada tahun 1607, Sultan Said Barakati menandatangani perjanjian dengan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang memberikan hak monopoli perdagangan rempah-rempah kepada Belanda.

Perjanjian ini juga mengharuskan Kesultanan Ternate untuk membayar upeti kepada Belanda dan mengakui kedaulatan mereka atas Maluku.

Perjanjian ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat dan bangsawan Ternate. Mereka melakukan berbagai pemberontakan terhadap Belanda sepanjang abad ke-17 hingga ke-19.

Salah satu pemberontakan terbesar adalah Perang Jailolo (1805-1810), yang dipimpin oleh Sultan Nuku.

Sultan Nuku berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah Maluku dari Belanda dan mendirikan Kesultanan Jailolo sebagai negara merdeka.

Namun, setelah Sultan Nuku meninggal pada tahun 1810, Belanda kembali menguasai Maluku dan menyerang Kesultanan Jailolo.

Pada tahun 1817, Sultan Jailolo terakhir, Sultan Muhammad Ali, menyerah kepada Belanda dan mengakhiri perlawanan rakyat Maluku.

Baca Juga: Kesultanan Tidore Kerajaan yang Berjasa Dalam Penyebaran Islam di Papua dan Nusantara Timur

Sejak saat itu, Kesultanan Ternate menjadi negara boneka Belanda hingga masa kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Setelah Indonesia merdeka, Kesultanan Ternate tetap eksis sebagai salah satu kesultanan tradisional di Indonesia.

Kesultanan ini memiliki status sebagai lembaga adat yang diakui oleh negara kesatuan Republik Indonesia.

Kesultanan ini juga memiliki peran dalam menjaga budaya dan sejarah Maluku serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Kesultanan Ternate adalah salah satu warisan sejarah yang patut dibanggakan oleh bangsa Indonesia.

Kesultanan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki tradisi keagamaan, kebudayaan, dan kepahlawanan yang kaya dan beragam.

Kesultanan ini juga membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu berdiri tegak dan berdaulat di tengah-tengah tekanan dan tantangan dari dalam dan luar negeri.

Artikel Terkait