Baca Juga: 1 November 1971 Pertama Kali Aturan Wajib Mengenakan Helm, Ini Sosok Polisi yang Membuat Aturannya
Hamengkubuwono IX merupakan salah satu tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ia bersama dengan Sunan Pakubuwono XII dan Mangkunegoro VII menyatakan dukungan mereka kepada Soekarno-Hatta sebagai pemimpin Republik Indonesia.
Kemudian juga menolak tawaran Belanda untuk menjadi negara boneka dengan nama Negara Indonesia Timur (N.I.T.).
Hamengkubuwono IX kemudian ditunjuk sebagai anggota M.A.T.K.R. dan Panglima Besar T.K.R. untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y.). Ia memimpin pasukan T.K.R. dalam menghadapi agresi militer Belanda I dan II, serta membantu menyelamatkan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta yang sempat ditangkap oleh Belanda pada tahun 1948.
Hamengkubuwono IX juga berperan dalam perundingan-perundingan politik dengan pihak Belanda, seperti Konferensi Meja Bundar (K.M.B.) di Den Haag pada tahun 1949 yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
Ia juga menjadi salah satu pendiri dari Partai Nasional Indonesia (P.N.I.) dan terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (D.P.R.) pada tahun 1950.
Hamengkubuwono IX meninggal dunia pada tanggal 2 Oktober 1988 di Yogyakarta.
Ia dimakamkan di Imogiri, Bantul, D.I.Y. dengan upacara kenegaraan. Ia digantikan oleh putranya, Hamengkubuwono X, sebagai Sultan Yogyakarta dan Gubernur D.I.Y..
Pakubuwono XII
Pakubuwono XII lahir pada tanggal 27 Juni 1913 dengan nama Raden Mas Gusti Prabukusumo.
Ia merupakan putra keempat dari Sunan Pakubuwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Timur.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR