Senjata ini digunakan untuk melawan orang-orang Yahudi dan Inggris, yang mengambil peran administratif di tanah Palestina.
Arafat yang menempuh pendidikan di Universitas Faud I memutuskan bergabung dengan pasukan tanah air melawan orang-orang Yahudi dalam Perang Arab-Israel pada 1948.
Perang itu sendiri dimenangkan kaum Yahudi Israel dan jadi cikal bakal pendirian negara Israel.
Perjuangan belum berakhir.
Pada 1958, Arafat dan beberapa rekannya mendirikan Al-Fatah, jaringan bawah tanah yang mendorong perlawanan bersenjata melawan Israel.
Pada pertengahan 1960-an, Arafat meninggalkan Kuwait dan terus melancarkan serangan ke Israel.
Pada 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang menyatukan sejumlah kelompok dengan visi negara Palestina merdeka terbentuk.
Pada 1969, Fatah masuk ke dalam PLO menjadi faksi terbesar.
Arafat menjabat sebagai ketua Komite Eksekutif PLO.
Arafat terus mengembangkan PLO, dari Palestina ke Yordania.
Raja Hussein sempat mengusirnya sehingga ia memindahkannya ke Lebanon.
Pemboman, penembakan, dan pembunuhan yang digerakkan PLO terhadap Israel, jadi santapan sehari-hari.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR