Intisari-online.com -Herzi Halevi adalah seorang jenderal Israel yang menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel (IDF) sejak 1 Januari 2023.
Ia menggantikan Aviv Kochavi yang pensiun setelah empat tahun menjabat.
Halevi adalah orang pertama yang berasal dari komunitas Yahudi Ortodoks yang menempati posisi tertinggi di militer Israel.
Halevi lahir pada 19 November 1964 di Yerusalem dari keluarga Yahudi Ortodoks.
Ayahnya, Rabbi Yehuda Halevi, adalah seorang pemimpin rohani dan pendiri Yeshiva Har Etzion, sebuah sekolah agama untuk pemuda.
Ibunya, Rivka Halevi, adalah seorang guru dan aktivis sosial.
Halevi memiliki lima saudara kandung, salah satunya adalah Benny Halevi, seorang politisi dan anggota Knesset dari partai Yamina.
Halevi dinamai dari pamannya, Herzl Halevi, yang gugur dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967 saat berusia 19 tahun.
Pamannya adalah seorang penerjun payung yang terlibat dalam pertempuran sengit di Bukit Radar di Yerusalem.
Halevi mengikuti jejak pamannya dan bergabung dengan unit penerjun payung IDF pada tahun 1982 setelah menyelesaikan studinya di Yeshiva Har Etzion.
Halevi memiliki karier militer yang cemerlang dan beragam.
Baca Juga: Jadi Ciri Khas 2 Keraton, Tradisi Sekaten Diciptakan Oleh Sosok-sosok Ini Ternyata
Ia pernah bertugas di Lebanon, Gaza, dan Tepi Barat.
Ia juga pernah menjadi komandan Brigade Paratrooper ke-35, Komandan Divisi Lebanon Selatan, Komandan Komando Utara, dan Kepala Direktorat Intelijen Militer.
Ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang berani, cerdas, dan visioner.
Halevi memainkan peran penting dalam beberapa operasi militer Israel, seperti Operasi Pelindung Perbatasan pada tahun 2014, Operasi Duri Utara pada tahun 2018, dan Operasi Penjaga Tembok pada tahun 2021.
Ia juga bertanggung jawab atas serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklir Iran di Natanz pada tahun 2020.
Sebagai Kepala Staf IDF, Halevi menghadapi tantangan besar dalam menghadapi ancaman dari Iran, Hizbullah, Hamas, dan kelompok militan lainnya.
Ia juga harus mengelola hubungan dengan sekutu-sekutu Israel, seperti Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Salah satu keputusan kontroversial yang ia buat adalah melancarkan serangan besar-besaran terhadap Gaza pada bulan Maret 2023 sebagai balasan atas roket-roket yang ditembakkan oleh Hamas.
Serangan tersebut menewaskan lebih dari 200 orang Palestina dan 12 orang Israel.
Halevi adalah seorang Yahudi Ortodoks yang taat.
Ia menjalankan ibadahnya secara rutin dan mematuhi aturan-aturan agama.
Ia juga mendukung pendidikan Yahudi dan integrasi antara komunitas Yahudi Ortodoks dan sekuler.
Kemudian menikah dengan Michal Halevi, seorang psikolog klinis, dan memiliki enam anak. Ia tinggal di Modi'in, sebuah kota di tengah Israel.
Halevi adalah salah satu tokoh militer paling berpengaruh di Israel dan dunia.
Ia dihormati oleh teman-temannya dan ditakuti oleh musuh-musuhnya.
Dia memiliki visi untuk menjaga keamanan dan kedaulatan Israel di tengah situasi yang penuh konflik dan ketidakpastian.