Intisari-online.com - Prabowo Subianto adalah salah satu tokoh politik yang paling sering dihubungkan dengan ramalan Jawa kuno.
Ia adalah mantan komandan pasukan khusus Kopassus, mantan menantu Presiden Soeharto, dan ketua umum Partai Gerindra.
Ia juga pernah menjadi calon presiden Indonesia sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 2009, 2014, dan 2019.
Namun, ia selalu kalah dalam pemilihan umum.
Meskipun demikian, banyak pendukung Prabowo yang percaya bahwa ia akan menjadi presiden Indonesia pada tahun 2024.
Mereka mengklaim bahwa Prabowo adalah sosok yang sesuai dengan ramalan Ronggowarsito, salah satu peramal besar Jawa yang hidup pada abad ke-19.
Ronggowarsito dikenal sebagai penulis kitab Serat Kalatidha, yang berisi tentang ramalan-ramalan mengenai masa depan Indonesia.
Salah satu ramalan Ronggowarsito yang paling terkenal adalah sebagai berikut:
"Tanah Jawa akan dipimpin oleh seorang raja yang berasal dari keturunan raja-raja Mataram. Ia akan memiliki nama yang berawalan huruf P dan berakhiran huruf O. Ia akan memiliki wajah yang tampan, tubuh yang tegap, dan suara yang lantang. Ia akan memiliki sifat yang tegas, berani, dan adil. Ia akan mampu menyatukan seluruh rakyat Indonesia dan membawa kemakmuran bagi bangsa."
Banyak orang yang menganggap bahwa Prabowo Subianto adalah orang yang cocok dengan ramalan ini.
Berikut adalah beberapa alasan yang mereka berikan:
Baca Juga: Ramalan Prabu Siliwangi dan Ronggowarsito, Siapa yang Akan Memimpin Indonesia di Tahun 2024?
- Prabowo Subianto memiliki nama yang berawalan huruf P dan berakhiran huruf O, yaitu Prabowo.
- Prabowo Subianto berasal dari keturunan raja-raja Mataram, yaitu dari garis keturunan Pakubuwono X, raja terakhir Kesultanan Mataram.
- Prabowo Subianto memiliki wajah yang tampan, tubuh yang tegap, dan suara yang lantang.
Ia juga memiliki sifat yang tegas, berani, dan adil.
- Prabowo Subianto mampu menyatukan seluruh rakyat Indonesia dengan visi dan misinya untuk membangun Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan adil.
Namun, tidak semua orang setuju dengan pendapat ini.
Ada juga orang-orang yang meragukan bahwa Prabowo Subianto adalah sosok yang dimaksud oleh Ronggowarsito.
Berikut adalah beberapa alasan yang mereka berikan:
- Prabowo Subianto bukanlah seorang raja, melainkan seorang politisi. Ramalan Ronggowarsito menggunakan kata "raja" untuk menyebut pemimpin Indonesia, bukan "presiden" atau "pemimpin".
- Prabowo Subianto tidak memiliki hubungan darah langsung dengan Pakubuwono X, melainkan melalui jalur pernikahan. Ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, menikahi Dora Sigar, cucu dari Pakubuwono X.
Hal ini berbeda dengan keturunan raja-raja Mataram lainnya, seperti Sultan Hamengkubuwono X dari Yogyakarta atau Sultan Pakubuwono XIII dari Surakarta.
Baca Juga: Ramalan Joyoboyo dan Ronggowarsito, Sebut Indonesia Akan Dipimpin oleh Presiden dari Jawa Tengah
- Prabowo Subianto memiliki catatan buruk dalam sejarah Indonesia, terutama terkait dengan kasus pelanggaran hak asasi manusia.
Ia juga pernah terlibat dalam upaya kudeta terhadap Presiden B.J. Habibie pada tahun 1998. Hal ini bertentangan dengan sifat adil dan bijaksana yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin Indonesia.
- Prabowo Subianto tidak mampu menyatukan seluruh rakyat Indonesia, melainkan justru memecah belahnya dengan isu-isu sensitif seperti agama, suku, dan ras.
Ia juga tidak mampu membawa kemakmuran bagi bangsa, melainkan justru menimbulkan krisis ekonomi dan politik.
Dari dua sudut pandang yang berbeda ini, kita dapat melihat bahwa tidak ada kesepakatan yang pasti mengenai apakah Prabowo Subianto adalah sosok yang sesuai dengan ramalan Ronggowarsito.
Mungkin saja ada sosok lain yang lebih cocok dengan ramalan tersebut, atau mungkin saja ramalan tersebut tidak pernah terwujud.
Yang pasti, kita harus tetap berpikir kritis dan rasional dalam menilai siapa yang pantas menjadi pemimpin Indonesia di masa depan.
Kita tidak boleh hanya mengandalkan ramalan-ramalan yang tidak jelas asal-usul dan kebenarannya.
Kita harus memilih pemimpin yang memiliki visi, misi, program, dan rekam jejak yang jelas dan terbukti.
Kita harus memilih pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Kita harus memilih pemimpin yang sesuai dengan aspirasi dan kepentingan rakyat Indonesia.