Baca Juga: Benarkah Nikel Indonesia Lebih Unggul dari Nikel Eropa, Ini Fakta dan Data
Namun, Sulawesi tetap menjadi pusat produksi nikel terbesar di Indonesia.
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan nikel Indonesia mencapai 2,8 miliar ton pada tahun 2019.
Dari jumlah tersebut, sekitar 1,9 miliar ton berada di Sulawesi.
Perkembangan Nikel Indonesia
Indonesia mulai mengekspor nikel ke luar negeri pada tahun 1975. Saat itu, pasar utama nikel adalah Jepang, yang membutuhkan nikel untuk industri otomotif dan elektronik.
Pada tahun 1980-an, permintaan nikel meningkat seiring dengan perkembangan industri baja tahan karat di Eropa dan Amerika Serikat.
Indonesia pun meningkatkan kapasitas produksi dan ekspor nikel dengan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di beberapa lokasi.
Pada tahun 1990-an, Indonesia menghadapi persaingan ketat dari negara-negara produsen nikel lainnya, seperti Australia, Kanada, Rusia, dan Filipina.
Harga nikel pun mengalami fluktuasi yang tinggi akibat faktor permintaan dan penawaran global.
Untuk mengatasi hal ini, Indonesia mulai mengembangkan nilai tambah nikel dengan membuat produk turunan seperti feronikel, nikel matte, nikel pig iron (NPI), dan nikel sulfat.
Produk-produk ini memiliki harga jual yang lebih tinggi daripada bijih nikel mentah.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR