Intisari-online.com - Nikel adalah salah satu komoditas penting bagi Indonesia, baik dari segi ekonomi maupun strategis.
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dengan sekitar 25% dari total cadangan global.
Nikel digunakan untuk berbagai keperluan industri, seperti baja tahan karat, baterai, koin, dan katalis.
Namun, sejarah industri nikel Indonesia tidak selalu mulus.
Ada beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi perkembangan industri nikel Indonesia, terutama perang dunia kedua dan kemerdekaan Indonesia.
Perang dunia kedua (1939-1945) adalah konflik global yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia yang saat itu masih menjadi jajahan Belanda.
Perang ini berdampak besar bagi industri nikel Indonesia, karena mengganggu produksi dan ekspor nikel.
Pada tahun 1942, Jepang menginvasi dan menduduki Indonesia, menggantikan Belanda sebagai penguasa kolonial. Jepang tertarik dengan sumber daya alam Indonesia, termasuk nikel.
Jepang mengambil alih perusahaan pertambangan nikel Belanda, yaitu N.V. Mijnbouw Maatschappij Celebes (MMCC), yang beroperasi di Sulawesi.
Jepang juga membangun fasilitas-fasilitas baru untuk meningkatkan produksi nikel, seperti jalur kereta api, pelabuhan, dan pabrik peleburan.
Namun, produksi nikel tetap terbatas karena kurangnya tenaga kerja, bahan bakar, dan peralatan.
Baca Juga: Sulawesi dan Halmahera, Dua Pulau Penghasil Nikel Terbesar di Indonesia
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR