PKI sendiri merupakan partai komunis terbesar di luar blok komunis, dengan anggota sekitar 20 juta orang pada tahun 1965.
AS dan negara-negara Barat lainnya khawatir bahwa jika PKI berkuasa di Indonesia, maka akan membahayakan keamanan dan stabilitas regional maupun global.
Baca Juga: Namanya Hancur Berantakan Usai Peristiwa G30S, Begini Potret DN Aidit Di Luar Politik
- AS dan negara-negara Barat lainnya memiliki rekam jejak keterlibatan dalam politik domestik Indonesia sebelum G30S/PKI.
Misalnya, AS terlibat dalam pemberontakan PRRI/Permesta pada tahun 1958 dengan memberikan bantuan berupa pesawat tempur, dana, perlengkapan, amunisi, dan pilot melalui CIA.
AS juga terlibat dalam operasi rahasia untuk menggulingkan Soekarno pada tahun 1959-1960 dengan menyusupkan agen-agen mereka ke Indonesia.
Selain itu, AS juga memiliki hubungan dekat dengan beberapa tokoh militer Indonesia yang anti-Soekarno dan anti-PKI, seperti Jenderal Nasution, Jenderal Yani, Jenderal Suharto, dan Jenderal Ali Murtopo.
- AS dan negara-negara Barat lainnya memiliki akses informasi dan komunikasi dengan beberapa pihak yang terlibat dalam G30S/PKI.
Misalnya, AS memiliki hubungan dengan Kolonel Untung, salah satu pemimpin G30S/PKI, melalui Mayor Zulkifli Lubis yang merupakan agen CIA.
AS juga memiliki hubungan dengan Jenderal Suharto, yang kemudian menjadi pemimpin Orde Baru setelah G30S/PKI, melalui Mayor Latief yang merupakan agen CIA.
Selain itu, AS juga memiliki hubungan dengan beberapa tokoh sipil yang mendukung G30S/PKI
Versi Kedua: AS dan Negara-negara Barat Lainnya Tidak Terlibat Secara Langsung dalam G30S/PKI
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR