Baca Juga: Mengenal Nikel, Logam yang Sudah Ada Sejak Zaman Hindia Belanda
Pada tahun 1968, perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia saat ini, PT Vale Indonesia (dulu bernama PT International Nickel Indonesia), didirikan dengan mendapatkan kontrak karya dari pemerintah Indonesia untuk melakukan penambangan dan pengolahan bijih nikel di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Saat ini, Sulawesi menjadi pusat produksi nikel di Indonesia dengan beberapa perusahaan tambang besar yang beroperasi di sana.
Selain PT Vale Indonesia, ada juga PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) yang memiliki pabrik peleburan feronikel di Pomalaa dan pabrik pengolahan bijih nikel (HPAL) di Tanjung Buli, Halmahera Utara.
Ada juga PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang memiliki pabrik peleburan feronikel di Wolo, Kolaka Timur.
Selain itu, ada juga beberapa perusahaan tambang nikel lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Sulawesi.
Menurut data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total neraca sumber daya bijih nikel di Sulawesi mencapai 9.918 juta ton dengan total sumber daya logam nikel sebesar 153 juta ton.
Sebagian besar cadangan nikel di Sulawesi berada di Sulawesi Tengah dengan 4.500 juta ton bijih nikel dan 69 juta ton logam nikel.
Diikuti oleh Sulawesi Selatan dengan 2.900 juta ton bijih nikel dan 44 juta ton logam nikel.
Kemudian Sulawesi Tenggara dengan 1.800 juta ton bijih nikel dan 28 juta ton logam nikel.
Halmahera
Halmahera adalah pulau terbesar di Maluku Utara dan pulau terbesar kedua di Indonesia Timur setelah Papua, dengan luas wilayah sekitar 17.780 km2.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR