- Menimbulkan ketergantungan dan kecanduan.
Komputer dapat menimbulkan ketergantungan dan kecanduan bagi siswa yang tidak bisa mengontrol penggunaannya.
Siswa yang terlalu sering menggunakan komputer dapat mengalami gangguan fisik, psikis, sosial, dan akademik.
Misalnya, siswa dapat mengalami gangguan mata, leher, punggung, atau tangan akibat terlalu lama menatap layar atau mengetik.
Siswa juga dapat mengalami stres, depresi, ansietas, atau insomnia akibat terlalu banyak informasi atau tekanan dari media sosial.
Siswa juga dapat mengabaikan kegiatan sosial atau akademik yang lebih penting karena terlalu asyik bermain game online atau menonton video hiburan.
- Menimbulkan kesenjangan digital.
Komputer dapat menimbulkan kesenjangan digital antara siswa yang memiliki akses dan kemampuan untuk menggunakan komputer dengan baik dan siswa yang tidak memiliki akses atau kemampuan tersebut.
Kesenjangan digital dapat mempengaruhi kualitas dan kesempatan pembelajaran bagi siswa yang kurang beruntung.
Misalnya, siswa yang tidak memiliki komputer di rumah atau sekolah dapat kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh atau mencari sumber informasi yang dibutuhkan untuk tugas-tugas mereka.
- Menimbulkan masalah etika dan moral.
Komputer dapat menimbulkan masalah etika dan moral bagi siswa yang tidak memiliki kesadaran atau tanggung jawab terhadap penggunaannya.
Siswa yang tidak memiliki etika dan moral dapat melakukan hal-hal negatif dengan menggunakan komputer sebagai alatnya.
Misalnya, siswa dapat melakukan plagiarisme, cyberbullying, hacking, atau penyebaran konten ilegal atau tidak pantas dengan menggunakan komputer.
Demikianlah artikel tentang peran komputer di sekolah terhadap perubahan sosial budaya yang terjadi. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
Baca Juga: Doa Bersama Pemilu Damai 2024 Digelar KPU di Bentara Budaya Jakarta
KOMENTAR