Pati Unus menyerang Malaka pada tahun 1513 dengan armada laut yang besar dan kuat.
Namun, serangan ini tidak berhasil karena Portugis memiliki senjata api yang lebih maju.
Meskipun begitu, perlawanan Pati Unus tidak sia-sia.
Ia berhasil menunjukkan keberanian dan semangat juang rakyat Demak.
Ia juga mendapat penghargaan dari Sultan Mahmud Syah yang memberinya gelar Pangeran Sabrang Lor atau Pangeran Seberang Laut.
Pati Unus meninggal dalam pertempuran dan dimakamkan di Pulau Bintan.
Perlawanan Demak terhadap Portugis tidak berhenti sampai di situ.
Pada tahun 1521, Demak kembali menyerang Malaka dengan dipimpin oleh Fatahillah, anak Pati Unus.
Serangan ini berhasil mengusir Portugis dari Malaka untuk sementara waktu.
Fatahillah kemudian melanjutkan perjuangannya dengan menyerang Sunda Kelapa, pelabuhan penting milik Kerajaan Sunda.
Baca Juga: Kehidupan Politik Kerajaan Banten, Runtuh Akibat Politik Adu Domba
Pada tahun 1527, Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis dan mengganti namanya menjadi Jayakarta atau Jakarta.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR