Intisari-online.com - Demak adalah kerajaan Islam awal di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah, anak dari Prabu Brawijaya V, raja Majapahit terakhir.
Raden Patah adalah seorang Muslim yang terpengaruh oleh Walisongo, sembilan orang ulama penyebar Islam di Jawa.
Raden Patah memimpin pemberontakan melawan Majapahit yang sudah lemah karena diserang oleh Kerajaan Sunda dari barat dan Kerajaan Kediri dari timur.
Pada tahun 1478, Raden Patah berhasil mengalahkan tentara Majapahit di Bubat dan mendirikan kerajaan baru di Demak.
Demak kemudian menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa dan Nusantara.
Raden Patah juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya, seperti Samudera Pasai, Aceh, dan Malaka.
Pada tahun 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka dari Kesultanan Malaka yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah.
Portugis ingin menguasai perdagangan rempah-rempah di Nusantara dan menyebarkan agama Katolik.
Hal ini tentu saja mengganggu kepentingan dan kepercayaan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, termasuk Demak.
Demak tidak tinggal diam dan melakukan perlawanan terhadap Portugis.
Baca Juga: Punya Mimpi Satukan Nusantara, Kerajaan Majapahit Terletak Di Mana?
Perlawanan ini dipimpin oleh Pati Unus, anak Raden Patah yang juga dikenal sebagai Adipati Arya Penangsang.
Pati Unus menyerang Malaka pada tahun 1513 dengan armada laut yang besar dan kuat.
Namun, serangan ini tidak berhasil karena Portugis memiliki senjata api yang lebih maju.
Meskipun begitu, perlawanan Pati Unus tidak sia-sia.
Ia berhasil menunjukkan keberanian dan semangat juang rakyat Demak.
Ia juga mendapat penghargaan dari Sultan Mahmud Syah yang memberinya gelar Pangeran Sabrang Lor atau Pangeran Seberang Laut.
Pati Unus meninggal dalam pertempuran dan dimakamkan di Pulau Bintan.
Perlawanan Demak terhadap Portugis tidak berhenti sampai di situ.
Pada tahun 1521, Demak kembali menyerang Malaka dengan dipimpin oleh Fatahillah, anak Pati Unus.
Serangan ini berhasil mengusir Portugis dari Malaka untuk sementara waktu.
Fatahillah kemudian melanjutkan perjuangannya dengan menyerang Sunda Kelapa, pelabuhan penting milik Kerajaan Sunda.
Baca Juga: Kehidupan Politik Kerajaan Banten, Runtuh Akibat Politik Adu Domba
Pada tahun 1527, Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis dan mengganti namanya menjadi Jayakarta atau Jakarta.
Fatahillah juga mendirikan Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon sebagai cabang dari Demak.
Dengan demikian, Demak berhasil memperluas wilayahnya hingga ke ujung barat Jawa.
Kesimpulan
Demak adalah kerajaan maritim Islam awal di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad ke-15 di Demak, Jawa Tengah.
Demak merupakan salah satu kerajaan yang berani melawan Portugis, bangsa Eropa pertama yang datang ke Nusantara.
Demak melakukan perlawanan terhadap Portugis di Malaka dan Sunda Kelapa dengan dipimpin oleh Pati Unus dan Fatahillah.
Demak juga berhasil memperluas wilayahnya hingga ke ujung barat Jawa dan menjadi pusat penyebaran Islam di Nusantara.