Pada tanggal 19 September 1949, TKR Laut kembali berubah nama menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), sebagai bagian dari pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
ALRI terus mengembangkan kekuatan dan kemampuannya, baik dalam jumlah maupun kualitas kapal-kapal perangnya.
ALRI juga terlibat dalam beberapa operasi militer, seperti Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, dan Operasi Jala Mangkara.
Pada tanggal 9 September 1997, ALRI mengubah namanya menjadi TNI Angkatan Laut (TNI AL), sebagai bagian dari reformasi TNI yang memisahkan diri dari Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam).
TNI AL memiliki motto "Jalesveva Jayamahe", yang berarti "Di Laut Kita Berjaya".
TNI AL memiliki tiga komando utama, yaitu Komando Armada Republik Indonesia (Koarmada), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Komando Pasukan Marinir (Kormar).
Saat ini, TNI AL memiliki lebih dari 150 kapal perang, termasuk kapal selam, fregat, korvet, kapal cepat rudal, kapal amfibi, dan kapal patroli.
TNI AL juga memiliki lebih dari 70 pesawat udara, termasuk pesawat tempur, pesawat patroli maritim, helikopter anti-kapal selam, dan helikopter serbu.
TNI AL terus berupaya meningkatkan profesionalisme dan modernisasi alutsistanya, guna menjaga kedaulatan maritim Indonesia di tengah tantangan global.
Demikianlah artikel tentang sejarah berdirinya TNI AL, yang merupakan salah satu angkatan perang terbaik di Asia Tenggara.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sejarah perjuangan pelaut Indonesia.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR