Kitab Pararaton menyebut Raja Jayanagara dengan nama Kalagemet yang berarti "lemah" atau "jahat".
Selain itu, asal-usul Jayanagara juga menjadi alasan ketidaksukaan para Dharmaputra.
Jayanagara bukanlah anak Raden Wijaya dari istri permaisuri, melainkan dari istri selir.
Ibunda Jayanagara adalah Dara Petak, putri Kerajaan Dharmasraya dari Sumatera.
Jayanagara juga berdarah campuran, bukan turunan murni dari Kertanagara, raja terakhir Kerajaan Singasari yang merupakan pendahulu Majapahit.
Pemberontakan Ra Kuti terjadi pada tahun 1241 Saka atau 1319 Masehi.
Ra Kuti bersama beberapa Dharmaputra lainnya mengadakan kudeta terhadap Raja Jayanagara.
Mereka menyerang istana dan membunuh beberapa pejabat kerajaan.
Raja Jayanagara berhasil melarikan diri dengan bantuan Gajah Mada, mahapatih Majapahit yang saat itu masih berpangkat bhayangkara (prajurit).
Gajah Mada kemudian memimpin pasukan kerajaan untuk menumpas pemberontakan Ra Kuti.
Pertempuran sengit terjadi di daerah Tumapel (sekarang Malang) antara pasukan Gajah Mada dan pasukan Ra Kuti.
Akhirnya, Gajah Mada berhasil mengalahkan dan menangkap Ra Kuti beserta pengikutnya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR