Punya Cadangan Terbesar di Dunia, Mengapa Nikel Indonesia Dikuasai China?

Yoyok Prima Maulana

Editor

Mengapa industri smelter nikel di Indonesia dikuasai China?
Mengapa industri smelter nikel di Indonesia dikuasai China?

Intisari-online.com -Nikel adalah salah satu mineral yang memiliki nilai strategis bagi perkembangan industri modern, khususnya industri kendaraan listrik.

Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, namun mengapa nikel Indonesia dikuasai Cina?

Sebagai informasi,Indonesia memiliki cadangan nikel sekitar 21 juta ton, atau sekitar 25 persen dari total cadangan dunia.

Nikel Indonesia sebagian besar berada di wilayah Sulawesi dan Maluku.

Nikel memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai bahan dasar pembuatan baja tahan karat (stainless steel), baterai lithium-ion, katalis, dan magnet.

Sejak 2020, Indonesia melarang ekspor bijih nikel mentah (ore) untuk mendorong hilirisasi atau pengolahan nikel di dalam negeri.

Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor produk turunan nikel.

Namun, kebijakan ini juga menimbulkan tantangan bagi industri nikel Indonesia, yaitu membutuhkan investasi besar untuk membangun pabrik pengolahan (smelter) nikel.

Dominasi China

China merupakan negara dengan konsumsi nikel terbesar di dunia, yaitu sekitar 60 persen dari total konsumsi global.

China juga merupakan produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, yang membutuhkan baterai berbasis nikel sebagai sumber energinya.

Oleh karena itu, China memiliki kepentingan besar untuk mengamankan pasokan nikel dari Indonesia.

Salah satu cara yang dilakukan China untuk menguasai nikel Indonesia adalah dengan berinvestasi di sektor hilirisasi nikel.

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Juni 2021 terdapat 50 proyek smelter nikel di Indonesia, dengan total kapasitas produksi sekitar 38 juta ton per tahun.

Dari jumlah tersebut, sekitar 90 persen didominasi oleh perusahaan-perusahaan asal China.

Mengapa China bisa mendominasi investasi smelter nikel di Indonesia? Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini, antara lain:

1. Teknologi China lebih cepat dan murah dalam proses hilirisasi nikel.

China menggunakan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dan feronikel sebagai produk turunan nikel. Teknologi ini lebih efisien dan hemat biaya dibandingkan dengan teknologi lain yang digunakan oleh perusahaan asal Kanada atau Jepang.

2. China memiliki dukungan perbankan yang kuat untuk membiayai investasi smelter nikel.

Perbankan China hanya mempersyaratkan ekuitas sekitar 10 persen dengan bunga yang rendah untuk memberikan pinjaman kepada investor smelter nikel. Sementara itu, perbankan Indonesia lebih ketat dan mahal dalam memberikan kredit kepada pengusaha lokal yang ingin membangun smelter nikel.

3. China memiliki jaringan bisnis yang luas dan kuat di Indonesia.

Banyak perusahaan China yang bekerja sama dengan pemilik lahan atau konsesi tambang nikel di Indonesia untuk mendapatkan akses ke sumber daya alamnya. Selain itu, China juga memiliki hubungan politik dan ekonomi yang baik dengan pemerintah Indonesia, sehingga dapat memperoleh izin dan fasilitas investasi dengan mudah.

Baca Juga: Punya Cadangan Nikel Terbanyak di Dunia, Sebenarnya Berapa Cadangan Nikel yang Dimiliki Indonesia?

Artikel Terkait