Punya Cadangan Nikel Terbesar di Dunia Ini Alasan Nikel Indonesia Jadi Rebutan Dunia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, mencapai 52 persen.
Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, mencapai 52 persen.

Intisari-online.com - Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, mencapai 52 persen dari total cadangan global.

Nikel adalah logam yang sangat dibutuhkan untuk berbagai industri, terutama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.

Dengan meningkatnya permintaan nikel di pasar global, Indonesia menjadi target investasi dari banyak negara, terutama China.

China adalah negara konsumen nikel terbesar di dunia, dengan pangsa pasar sekitar 50 persen.

China juga merupakan produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, yang membutuhkan pasokan nikel yang stabil dan berkualitas.

Untuk itu, China berusaha membangun kerjasama dengan Indonesia dalam bidang hilirisasi nikel.

Yaitu proses pengolahan bijih nikel menjadi produk jadi seperti nikel sulfat atau feronikel.

Namun, kerjasama ini tidak berjalan mulus, karena Indonesia memiliki kebijakan yang bertujuan untuk melindungi kepentingan nasional dan lingkungan.

Salah satu kebijakan tersebut adalah larangan ekspor bijih nikel mentah yang mulai berlaku pada Januari 2020.

Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pembangunan smelter nikel di dalam negeri, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan negara.

Kebijakan ini juga didukung oleh Presiden Joko Widodo, yang menginginkan Indonesia menjadi produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.

Baca Juga: Punya Cadangan Nikel Terbesar Di Dunia, Ini 5 Wilayah Penghasil Nikel Terbesar Di Indonesia

Untuk mewujudkan hal ini, pemerintah telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan asing, seperti LG Chem dari Korea Selatan, CATL dari China, dan Tesla dari Amerika Serikat.

Perjanjian ini meliputi pembangunan pabrik baterai dan pengembangan sumber daya manusia.

Meskipun demikian, China masih berupaya untuk mendapatkan akses ke cadangan nikel Indonesia dengan berbagai cara.

Salah satunya adalah dengan melakukan investasi langsung atau akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan pertambangan nikel lokal.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), China merupakan investor asing terbesar di sektor pertambangan Indonesia, dengan nilai investasi mencapai 4,7 miliar dolar AS pada tahun 2020.

Selain itu, China juga berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah Indonesia melalui diplomasi atau lobi-lobi.

Misalnya, pada tahun 2019, China mengajukan permintaan kepada Indonesia untuk menunda larangan ekspor bijih nikel mentah hingga tahun 2022.

Permintaan ini ditolak oleh Indonesia dengan alasan bahwa larangan tersebut sudah sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Dengan adanya persaingan antara China dan negara-negara lain untuk mendapatkan cadangan nikel Indonesia, maka Indonesia harus berhati-hati dalam mengelola sumber daya alamnya.

Indonesia harus menjaga kedaulatan dan kesejahteraan rakyatnya, serta menjaga keseimbangan lingkungan dan pembangunan.

Indonesia juga harus memperkuat kerjasama regional dan internasional untuk menghindari konflik atau tekanan dari negara-negara besar.

Baca Juga: Sudah Berani 'Lawan' IMF dan WTO, Cadangan Nikel Indonesia Hanya Cukup untuk 13 Tahun?

Artikel Terkait