Esok harinya, para pemuda Surabaya menyaksikan bendera itu. Mereka merasa tersinggung, karena mengira Belanda telah menodai kedaulatan Indonesia.
Belanda juga dituduh menghina gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang tengah berlangsung di Surabaya.
Setelah massa berdatangan, Soedirman, Wakil Residen Surabaya, menembus kerumunan massa untuk masuk ke Hotel Yamato.
Sebagai wakil Republik Indonesia, ia berunding dengan Ploegman. Soedirman menuntut agar bendera Belanda secepatnya diturunkan dari Hotel Yamato.
Akan tetapi, tuntutan Soedirman ditolak. Perundingan pun berlangsung dengan alot.
Ploegman mengacungkan pistol dan terjadi perkelahian antara mereka.
Ploegman meninggal akibat dicekik oleh Sidik, pengawal Soedirman, yang kemudian juga meninggal oleh tentara Belanda.
Karena situasi di dalam ruang perundingan semakin kacau balau, Soedirman dan Hariyono, pengawal keduanya, melarikan diri ke luar Hotel Yamato.
Massa di luar hotel yang mengetahui situasi perundingan buntu segera mendobrak masuk ke Hotel Yamato.
Sebagian pemuda bersaing naik ke atas hotel untuk mencopot bendera Belanda.
Hariyono yang sebelumnya bersama Soedirman, masuk lagi ke dalam hotel dan bersama-sama dengan Kusno Wibowo memanjat tiang bendera.
Mereka berhasil mencopot bendera Belanda, mengoyak bagian birunya, dan mengangkatnya lagi ke atas tiang.
Baca Juga: Sejarah Peristiwa 10 November Secara Singkat, dari Latar Belakang hingga Dampak
KOMENTAR