Kedua, Prabowo Subianto belum mampu memenangkan hati rakyat Indonesia dalam tiga kali pemilihan presiden yang ia ikuti.
Ia selalu kalah tipis dari lawannya, baik dari Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo.
Ia juga sering dianggap sebagai sosok yang keras, otoriter, dan ambisius, yang tidak sesuai dengan karakteristik Satrio Piningit yang diharapkan sebagai pemimpin yang bijaksana, adil, dan rendah hati.
Ketiga, Prabowo Subianto belum memiliki rekan atau pendamping yang bisa mendukung dan melengkapi dirinya sebagai calon presiden.
Ia pernah berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri (2009), Hatta Rajasa (2014), dan Sandiaga Uno (2019), namun tidak ada satupun dari mereka yang bisa membawa kemenangan bagi Prabowo.
Ia juga belum menentukan siapa yang akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) di tahun 2024.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Prabowo Subianto memiliki beberapa kesamaan dengan Satrio Piningit yang diramalkan oleh Jayabaya dan Gus Dur, namun juga memiliki beberapa perbedaan dan tantangan yang harus ia hadapi.
Apakah Prabowo Subianto akan menjadi presiden di usia senja seperti ramalan Gus Dur?
Apakah Prabowo Subianto adalah Satrio Piningit yang akan menata negara seperti ramalan Jayabaya?
Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
Yang pasti, Prabowo Subianto harus terus berjuang dan belajar untuk menjadi pemimpin yang lebih baik bagi bangsa dan negara Indonesia.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR