Di tempat itulah ia menetap dan kemudian mendirikan Kerajaan Wengker.
Nama Wengker berasal dari ungkapan Jawa, wewengkon kang angker, yang berarti tempat yang angker.
Konon, wilayah itu dulunya terkenal menakutkan karena terdapat banyak bandit.
Keberadaan Kerajaan Wengker dibuktikan dengan prasasti yang ditemukan di Sendang Kamal, Madiun.
Terdapat beragam pendapat tentang letak Kerajaan Wengker ketika di bawah kekuasaan Ketut Wijaya.
N.J. Krom menyatakan bahwa Wengker terletak di Desa Setono, Kabupaten Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
Sedangkan Purwowijoyo berpendapat bahwa letak kerajaan ini berada di perbatasan Desa Kadipaten dengan Desa Setono.
Namun yang pasti, wilayah Kerajaan Wengker sebelah utara meliputi Gunung Kendeng sampai Gunung Pandan, sebelah timur dan selatan meliputi Gunung Wilis sampai Laut Selatan, hingga Gunung Lawu.
Ketika Kerajaan Medang diperintah oleh Raja Dharmawangsa, Wengker turut serta dalam serangan yang dikenal sebagai Pralaya Medang.
Pralaya Medang, kita tahu, adalah penanda runtuhnya Kerajaan Medang atau Mataram Kuno.
Sedangkan Airlangga, menantu Dharmawangsa Teguh, berhasil melarikan diri.
Setelah lama bersembunyi dan menghimpun kekuatan, Airlangga mulai melancarkan serangan balasan kepada kerajaan-kerajaan kecil yang terlibat dalam Pralaya Medang, termasuk Wengker.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR