Belanda juga berharap bahwa dengan adanya dokter-dokter pribumi yang terdidik dan berwibawa, mereka dapat menenangkan dan menstabilkan situasi sosial dan politik di Hindia Belanda.
Dampak
Meskipun tujuan Belanda mendirikan STOVIA adalah untuk kepentingan mereka sendiri, ternyata sekolah ini juga memberikan dampak positif bagi rakyat Hindia Belanda, khususnya para lulusannya.
STOVIA berhasil menghasilkan dokter-dokter pribumi yang tidak hanya kompeten dan profesional dalam bidang kesehatan, tetapi juga berjiwa nasionalis dan patriotis dalam bidang politik.
Beberapa lulusan STOVIA yang terkenal adalah Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Dr. Soetomo, yang merupakan pendiri organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.
Budi Utomo adalah organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, persatuan, dan kemajuan bangsa Indonesia.
Selain itu, ada juga Dr. Djamaluddin Adinegoro, seorang jurnalis dan pejuang kemerdekaan Indonesia; Dr. Djoehana Wiradikarta, seorang biolog dan ahli tanaman obat; Dr. Oto Iskandar Di Nata, seorang dokter dan politisi; dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat, seorang dokter dan anggota BPUPKI.
STOVIA juga menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), salah satu fakultas kedokteran terkemuka di Indonesia saat ini.
FKUI didirikan pada tahun 1947 sebagai kelanjutan dari STOVIA yang ditutup oleh Jepang pada tahun 1942.
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui mengapa Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20. Meskipun tujuan mereka adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan dan memperkuat dominasi mereka atas rakyat Hindia Belanda, ternyata sekolah ini juga memberikan manfaat bagi perkembangan bangsa Indonesia.
KOMENTAR