Intisari-Online.com -Konstantinopel adalah kota yang sangat penting di dunia pada abad pertengahan.
Namun, pada tahun 1453, kota ini jatuh ke tangan Kesultanan Utsmaniyah yang dipimpin oleh Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih.
Peristiwa ini memiliki keterkaitan antara jatuhnya Konstantinopel 1453 dengan perjumpaan bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa dalam jalur rempah.
Seperti apa keterkaitannya? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
KedigdayaanKonstantinopel
Konstantinopel adalah ibu kota Kekaisaran Romawi Timur dan merupakan pelabuhan transit perdagangan antara Asia dan Eropa.
Selama Abad Pertengahan (400 Masehi-1400 Masehi), Konstantinopel merupakan kota terbesar dan termakmur di Eropa.
Kota ini terletak di jalur darat dari Eropa ke Asia, dan jalur laut dari Laut Hitam ke Laut Mediterania.
Kota ini juga memiliki sebuah pelabuhan yang besar dan masyhur di Tanduk Emas.
Namun, pada tahun 1453, Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani.
Hal ini menjadi pembuka jalan Bangsa Eropa untuk mulai berjumpa dengan Bangsa Indonesia.
Baca Juga: Kronologi Sejarah Sekolah Kejuruan: Cikal Bakal, Sekolah Kejuruan Pertama, dan Era STM-SMK
Keterkaitan Jatuhnya Konstantinopel 1453 dengan Perjumpaan Bangsa Indonesia dengan Bangsa Eropa dalam Jalur Rempah
Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453 memicu krisis di Eropa.
Kota ini merupakan pusat perdagangan yang sangat penting bagi pedagang Eropa.
Namun, setelah jatuh ke tangan Turki Usmani, jalur perdagangan rempah-rempah antara Asia dan Eropa diblokade.
Pemerintahan Turki Usmani membuat banyak peraturan yang menyulitkan lalu lintas pelayaran bangsa Eropa, terutama dalam memperoleh rempah-rempah.
Rempah-rempah merupakan komoditas perdagangan yang sangat diminati di Eropa.
Iklim yang dingin membuat bangsa Eropa sangat membutuhkan rempah-rempah yang hanya dapat ditanam di Asia untuk menghangatkan tubuh dan sebagai bahan pengawet makanan.
Namun, dengan jatuhnya Konstantinopel, pasokan rempah-rempah dari Asia menjadi terbatas dan harganya melambung tinggi.
Keadaan ini mendorong para pedagang Eropa untuk mengambil risiko berlayar ke belahan dunia timur tempat dihasilkannya rempah-rempah.
Jatuhnya Konstantinopel dianggap sebagai salah satu faktor pendorong terjadinya penjelajahan samudra oleh bangsa Eropa.
Demikianpenjelasan tentang keterkaitan antara jatuhnya Konstantinopel 1453 dengan perjumpaan bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa dalam jalur rempah.
Baca Juga: Sosok Jan Pieterszoon Coen, Penguasa Rempah-Rempah Sekaligus Pendiri Batavia