Intisari-Online.com -Ketika Lebaran tiba, salah satu makanan yang tidak boleh ketinggalan adalah ketupat.
Ketupat biasanya disajikan dengan opor ayam, rendang, atau sambal goreng ati.
Tetapi tahukah Anda bahwa ketupat bukan sekadar makanan lezat yang menggugah selera?
Ketupat juga memiliki makna filosofis yang mendalam bagi umat Islam yang merayakannya.
Makna filosofis ketupat berasal dari bentuknya yang memiliki empat sisi dan cara pembuatannya yang unik.
Ketupat adalah hasil dari akulturasi budaya Jawa dan Islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga sejak zaman Wali Sanga.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang makna filosofis ketupat dan arti khusus dari masing-masing sisinya.
Makna Filosofis Ketupat
Menurut Zenius Education, sebuah platform edukasi online, ketupat adalah hasil dari akulturasi antara budaya Jawa dan Islam.
Ketupat sudah menjadi tradisi sejak zaman Wali Sanga, yaitu sekitar abad ke-15 atau ke-16. Ketupat juga mengandung makna filosofis bagi umat Islam yang merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Dalam buku "Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia" karya Fadly Rahman, disebutkan bahwa Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai sarana untuk menyatukan budaya Jawa dan nilai Islam.
Ketupat atau kupat memiliki dua makna, yaitu "ngaku lepat" yang berarti mengakui kesalahan dan "laku papat" atau empat yang terlihat dari empat sisi ketupat.
Empat sisi ketupat memiliki makna, yaitu:
1. Lebaran
Sisi pertama ketupat melambangkan pintu maaf yang terbuka untuk sesama.
2. Luberan
Sisi kedua ketupat melambangkan kemurahan dan kedermawanan untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan.
3. Leburan
Sisi ketiga ketupat melambangkan pengampunan dosa yang telah dilakukan selama setahun.
4. Laburan
Sisi keempat ketupat melambangkan kesucian diri atau kembali bersih seperti bayi.
Fadly menjelaskan, ketupat adalah salah satu contoh dari alkulturasi budaya, yaitu proses penyesuaian budaya dengan agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga.
Jadi, ketupat bukanlah makanan baru yang diciptakan oleh Islam, tetapi sudah ada sebelumnya dan kemudian dijadikan sebagai simbol Lebaran oleh Sunan Kalijaga.
Demikianlah penjelasan tentang makna filosofis ketupat yang merupakan salah satu simbol Lebaran bagi umat Islam.
Ketupat mengajarkan kita untuk mengakui kesalahan, berbagi dengan sesama, memohon ampun, dan menyucikan diri.
Semoga kita bisa mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam makna filosofis ketupat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah #MencariIndonesia #KitaDigdaya merupakan bagian tema histori, biografi, dan tradisi untuk perayaan 60 tahun Intisari.
Baca Juga: Ketupat Jembut, Tradisi Syawalan Ala Semarang yang Namanya Terinspirasi Ini