Raden Ronggo adalah putra Kiai Ageng Derpoyudo, mantan panglima perang Keraton Kartasura yang berasal dari Sukowati (Sragen).
Raden Ronggo dikenal sebagai jagoan perang yang berani dan cerdas.
Ia ikut berjuang bersama Pangeran Mangkubumi melawan VOC dan Pakubuwana II dalam berbagai pertempuran.
Raden Ronggo juga ikut mendampingi Pangeran Mangkubumi dalam perundingan dengan VOC di Giyanti pada tahun 1755.
Dalam perjanjian tersebut, Pangeran Mangkubumi mendapatkan sebagian wilayah Mataram yang meliputi Yogyakarta, Surakarta bagian selatan, Banyumas, Bagelen, Kedu, dan Pati.
Ia juga mendapatkan gelar Sultan Hamengkubuwana I sebagai penguasa baru Kesultanan Yogyakarta.
Setelah berdirinya Keraton Yogyakarta, Raden Ronggo Prawirodirdjo I langsung menduduki jabatan penting.
Sultan Hamengkubuwana I mengangkatnya sebagai bupati Bojonegoro pada tahun 1755.
Kemudian pada tahun 1758, ia dipindahkan menjadi bupati wedana Madiun menggantikan Pangeran Mangkudipuro, keturunan Pangeran Timur dari Demak.
Raden Ronggo berhasil memimpin Madiun dengan baik dan mencintai rakyatnya.
Ia juga membantu Sultan Hamengkubuwana I dalam membangun Keraton Yogyakarta dan Taman Sari.
Perjanjian Giyanti merupakan peristiwa penting dalam sejarah Mataram dan Jawa.
Perjanjian ini menandai pecahnya Mataram menjadi dua kerajaan yang berbeda, yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
Perjanjian ini juga menunjukkan peran strategis Raden Ronggo Prawirodirdjo I sebagai sekutu Pangeran Mangkubumi dalam memperjuangkan kemerdekaan Mataram dari pengaruh Belanda.
Raden Ronggo adalah salah satu tokoh yang patut dihormati dan diingat sebagai pahlawan Mataram.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR