Peristiwa Malam Pisau Panjang, Pembantaian Politik yang Mengukuhkan Kekuasaan Hitler Pada 30 Juni 1934

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Pada 30 Juni 1934 Hitler melakukan operasi yang disebut Malam Pisau Panjang.
Pada 30 Juni 1934 Hitler melakukan operasi yang disebut Malam Pisau Panjang.

Intisari-online.com - Malam Pisau Panjang (bahasa Jerman: Nacht der langen Messer atau Operasi Kolibri) adalah peristiwa pembersihan besar-besaran yang terjadi di Jerman Nazi.

Dilakukan antara tanggal 30 Juni sampai 2 Juli 1934, ketika rezim NSDAP menghukum mati sekitar 150 orang untuk alasan politik.

Kebanyakan yang dibunuh adalah anggota "Pasukan Badai" (SA), sebuah organisasi paramiliter yang mendukung Partai Nazi.

Adolf Hitler, pemimpin Partai Nazi dan kanselir Jerman, bermusuhan terhadap SA dan pimpinannya Ernst Rohm, karena Hitler melihat kebebasan SA dan kesukaan anggotanya akan kekerasan jalanan merupakan ancaman langsung bagi kekuasaannya.

Hitler juga menginginkan pencegahan gerakan apapun oleh para petinggi Reichswehr, militer Jerman, yang takut dan benci akan SA, membatasi kekuasaannya, khususnya sejak Ernst Rohm menunjukkan gelagat ambisinya untuk menggabungkan Reichswehr ke dalam SA dengan dirinya sebagai kepala.

Akhirnya, Hitler menggunakan pembersihan itu untuk melawan kritik konservatif dalam rezimnya, khususnya yang setia pada Wakil Kanselir Franz von Papen, dan membereskan urusan dengan musuh-musuh lama.

Latar Belakang

SA didirikan pada tahun 1921 sebagai sayap paramiliter Partai Nazi.

SA berperan penting dalam membantu Partai Nazi untuk mendapatkan dukungan dan memenangkan pemilihan umum pada tahun 1933.

SA juga terlibat dalam berbagai aksi kekerasan terhadap lawan-lawan politik Partai Nazi, terutama kaum komunis dan sosialis.

SA memiliki lebih dari 3 juta anggota pada tahun 1934, jauh lebih banyak daripada Reichswehr yang hanya memiliki 100 ribu anggota.

Ernst Rohm adalah pemimpin SA sejak tahun 1931. Ia adalah sahabat dekat Hitler sejak masa perjuangan kemerdekaan Jerman melawan Perjanjian Versailles.

Baca Juga: Dinobatkan Sebagai Penjahat Perang Terbesar, Sosok Adolf Hitler Ternyata Pernah Dapat Nominasi Nobel Perdamaian

Rohm memiliki visi untuk menjadikan SA sebagai "revolusi kedua" setelah Partai Nazi berkuasa.

Ia ingin mengganti elit konservatif tradisional dengan Nazi radikal dan mengubah Reichswehr menjadi bagian dari SA dengan dirinya sebagai kepala tertinggi.

Hitler tidak setuju dengan visi Rohm. Ia memahami perlunya tampil moderat dan mengambil alih secara perlahan dengan cara demokratis jika memungkinkan, menjaga stabilitas dan ilusi demokrasi.

Ia juga tidak ingin menyinggung para petinggi Reichswehr yang memiliki kekuatan militer yang nyata.

Namun lebih memilih SS, sebuah organisasi paramiliter lainnya yang dipimpin oleh Heinrich Himmler, sebagai pasukan pengawal pribadinya.

Ketakutan Hitler terhadap SA dan Rohm semakin meningkat karena adanya desas-desus bahwa Rohm sedang merencanakan kudeta terhadap Hitler.

Desas-desus ini disebarkan oleh Hermann Goring dan Heinrich Himmler, dua pemimpin Nazi lainnya yang bersaing dengan Rohm.

Mereka memberi tahu Hitler bahwa Rohm sedang mengorganisir pertemuan rahasia dengan para pemimpin SA di Bad Wiessee, sebuah resor di Bavaria, untuk merencanakan pemberontakan.

Kronologi

Pada tanggal 29 Juni 1934, Hitler memutuskan untuk bertindak terhadap SA dan Rohm.

Ia memerintahkan SS dan Gestapo, polisi rahasia Nazi, untuk menangkap dan membunuh para pemimpin SA dan lawan politik lainnya.

Juga mendapat dukungan dari Presiden Paul von Hindenburg yang mengancam akan memberlakukan darurat militer jika Hitler tidak menyelesaikan masalah SA.

Pada tanggal 30 Juni 1934, Hitler terbang ke Munich dan menuju ke Bad Wiessee bersama beberapa pengawalnya. Ia menyerbu hotel tempat Rohm dan para pemimpin SA lainnya menginap.

Baca Juga: Ketika KeponakanAdolf Hitler Bertempur Melawannya Selama Perang Dunia II

Ia menangkap Rohm dan menyuruhnya untuk bunuh diri.

Rohm menolak dan mengatakan bahwa ia hanya mau dihukum mati oleh pengadilan. Hitler kemudian pergi dan meninggalkan Rohm di bawah penjagaan SS.

Sementara itu, di Berlin dan kota-kota lainnya, SS dan Gestapo juga melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap para pemimpin SA dan lawan politik lainnya.

Beberapa korban terkenal adalah Kurt von Schleicher, kanselir Jerman sebelum Hitler, Gregor Strasser, saingan Hitler dalam Partai Nazi, Gustav von Kahr, mantan komisaris negara Bavaria yang menekan Pemberontakan Bir di Munich pada tahun 1923, dan Edgar Jung, penulis pidato kritis terhadap rezim Nazi yang disampaikan oleh Franz von Papen.

Pada tanggal 1 Juli 1934, Hitler kembali ke Berlin dan mengumumkan bahwa ia telah menghentikan pemberontakan SA yang dipimpin oleh Rohm.

Ia juga mengklaim bahwa ia telah menyelamatkan Jerman dari ancaman komunis dan reaksioner.

Lalu menyebut peristiwa tersebut sebagai "Operasi Kolibri" karena ia menganggap bahwa ia telah bergerak cepat dan halus seperti kolibri.

Pada tanggal 2 Juli 1934, Rohm akhirnya dieksekusi mati oleh dua anggota SS di sel penjara Stadelheim di Munich.

Ia adalah salah satu dari sedikit korban yang mendapat hukuman mati secara resmi. Kebanyakan korban lainnya dibunuh tanpa pengadilan atau surat perintah.

Dampak

Peristiwa Malam Pisau Panjang memiliki dampak besar bagi perkembangan sejarah Jerman dan dunia.

Peristiwa ini mengukuhkan kekuasaan Hitler sebagai pemimpin tunggal Partai Nazi dan Jerman.

Ia juga mendapat dukungan dari Reichswehr yang bersyukur karena SA telah dibersihkan.

Kemudian mengganti nama Reichswehr menjadi Wehrmacht dan meningkatkan anggaran pertahanannya.

Peristiwa ini juga melemahkan SA sebagai organisasi paramiliter Partai Nazi.

SA masih tetap ada, tetapi jumlah anggotanya berkurang drastis dan perannya menjadi tidak signifikan.

SA digantikan oleh SS sebagai pasukan elit Nazi yang loyal kepada Hitler.

SS kemudian menjadi salah satu organisasi paling kejam dan ditakuti dalam sejarah dunia.

Peristiwa ini juga menunjukkan sisi brutal dan kejam dari rezim Nazi.

Peristiwa ini mengejutkan dunia internasional yang menyaksikan bagaimana Hitler membantai sahabat-sahabat dan lawan-lawannya tanpa belas kasihan.

Peristiwa ini menjadi salah satu contoh dari terorisme negara yang dilakukan oleh Nazi terhadap rakyat Jerman sendiri.

Artikel Terkait