Intisari-online.com - Pakubuwono VIII adalah susuhunan Surakarta yang berkuasa tahun 1858-1861.
Ia adalah raja pertama dari keturunan Mataram yang tidak berpoligami.
Hal itu membuatnya hanya menikahi satu wanita bernama Kanjeng Ratu Pakubuwana yang melahirkan seorang anak perempuan bernama Kanjeng Ratu Kencana.
Nama lahir Pakubuwono VIII adalah Gusti Raden Mas Kuseini.
Ia dilahirkan pada 20 April 1789 oleh istri selir Pakubuwono IV bernama Kanjeng Raden Ayu Rantansari.
Ibunya adalah anak Ngabehi Joyokartiko, seorang abdi dalem di Kadipaten Anom.
Pakubuwono VIII naik takhta pada usia tua, yaitu 69 tahun, menggantikan adiknya (lain ibu) yaitu Pakubuwono VII yang wafat sebulan sebelumnya.
Pakubuwono VII tidak punya putra mahkota, sehingga Pakubuwono VIII dipilih sebagai penggantinya.
Pemerintahan Pakubuwono VIII hanya berlangsung selama tiga tahun hingga ia meninggal dunia.
Selama masa pemerintahannya, Pakubuwono VIII tidak banyak menghadapi tantangan dari dalam maupun luar keraton.
Ia berhasil menjaga hubungan baik dengan Belanda dan kerajaan-kerajaan tetangga.
Baca Juga: Inilah Cornelis Speelman Jenderal VOC yang Berhubungan Dekat Dengan Raja Mataram Amangkurat I
Kemudiqn memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dengan memberikan bantuan dan perlindungan.
Pakubuwono VIII juga dikenal sebagai raja yang mencintai seni dan budaya.
Beliau mendukung perkembangan sastra Jawa dengan menugaskan Raden Ngabehi Ronggowarsito, seorang pujangga keraton.
Untuk menulis karya-karya besar seperti Serat Kalatidha, Serat Wulangreh, dan Serat Wedhatama.
Ia juga memelihara tradisi-tradisi keraton seperti wayang kulit, gamelan, dan tari.
Meskipun berkuasa singkat, Pakubuwono VIII meninggalkan warisan yang berharga bagi Kasunanan Surakarta.
Ia adalah raja monogami pertama dari Mataram yang menunjukkan kesetiaan dan kecintaan kepada satu istri.
Dikenal sebagai raja yang bijaksana dan adil yang mengayomi rakyatnya dengan penuh kasih sayang.
Masa pemerintahannya terbilang sangat pendek dan tidak banyak terjadi konflik antara kerabat keraton.
Ia dikenal sebagai raja yang arif dan jujur.
Pakubuwono VIII wafat pada 28 Desember 1861 dan dimakamkan di Makam Kapingsangan, Imogiri.
Baca Juga: Kangjeng Kyai Suryaraja, Kitab Ramalan Hamengkubuwono II yang Menjadi Pusaka Keraton Yogyakarta
Ia digantikan oleh anak Pakubuwono VI sebagai susuhunan Surakarta selanjutnya, yang bergelar Pakubuwono IX.
Pakubuwono VIII meninggalkan jejak sejarah sebagai raja monogami pertama dari Mataram.
Juga merupakan salah satu raja Surakarta yang paling pendek masa jabatannya. Namun, ia tetap dihormati dan dicintai oleh rakyatnya.