Inilah Cornelis Speelman Jenderal VOC yang Berhubungan Dekat Dengan Raja Mataram Amangkurat I

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Cornelis Speelman dan Amangkurat I
Cornelis Speelman dan Amangkurat I

Intisari-online.com - Salah satu peristiwa bersejarah dalam Nusantara adalah perang yang terjadi antara Kerajaan Mataram dan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

Perang ini berlangsung lama, sejak masa Sultan Agung sampai masa Amangkurat II.

Namun, ada sebuah kisah yang jarang diketahui orang di balik perang yang panas dan berdarah ini.

Kisah itu adalah kisah persahabatan antara Jenderal VOC Cornelis Speelman dan Raja Mataram Amangkurat I.

Cornelis Speelman adalah seorang pedagang dan perwira militer Belanda yang lahir di Rotterdam pada tahun 1628.

Ia berangkat ke Hindia Belanda pada usia 16 tahun sebagai pegawai VOC. Ia cepat naik pangkat karena kecerdasan dan keberaniannya.

Terlibat dalam berbagai ekspedisi militer dan diplomatik di berbagai wilayah Nusantara, seperti Persia, Makassar, Ambon, Banda, dan Ternate.

Kemudian juga menjadi Gubernur Coromandel di India Selatan pada tahun 1670.

Amangkurat I adalah raja keempat dari Kesultanan Mataram yang lahir di Plered pada tahun 1619. Ia naik takhta pada tahun 1646 menggantikan ayahnya, Sultan Agung.

Ia terkenal sebagai raja yang otoriter dan despotik, yang sering bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat dan para bawahannya.

Juga menghadapi berbagai pemberontakan dari dalam dan luar kerajaannya, seperti pemberontakan Pangeran Alit, Pangeran Purbaya, Raden Kajoran, Trunojoyo, dan Madura.

Baca Juga: Kangjeng Kyai Suryaraja, Kitab Ramalan Hamengkubuwono II yang Menjadi Pusaka Keraton Yogyakarta

Speelman dan Amangkurat I pertama kali bertemu pada tahun 1676, ketika Mataram sedang mengalami krisis akibat pemberontakan Trunojoyo yang berhasil merebut ibu kota kerajaan di Plered.

Amangkurat I harus melarikan diri ke Tegal bersama keluarganya dan beberapa pengikut setianya.

Dalam keadaan terjepit, ia meminta bantuan kepada VOC untuk mengembalikan takhtanya.

VOC yang melihat peluang untuk memperluas pengaruhnya di Jawa menyetujui permintaan Amangkurat I dengan syarat-syarat tertentu.

Speelman ditunjuk sebagai pemimpin ekspedisi VOC untuk membantu Amangkurat I.

Ia membawa sekitar 2.000 tentara Belanda dan sekitar 10.000 tentara sekutu dari Bali, Bugis, Makassar, dan Madura.

Juga membawa sejumlah kapal perang dan meriam yang canggih untuk menghadapi pasukan Trunojoyo.

Speelman berhasil menaklukkan beberapa benteng Trunojoyo di pantai utara Jawa, seperti Tuban, Gresik, Surabaya, dan Pasuruan.

Ia juga berhasil mengalahkan pasukan Trunojoyo yang dipimpin oleh Cakraningrat II dari Madura di Kediri pada tahun 1678.

Namun, perjuangan Speelman tidak mudah. Ia harus menghadapi berbagai kesulitan, seperti iklim tropis yang tidak cocok dengan tubuhnya, penyakit malaria yang menyerang banyak tentaranya, kurangnya persediaan makanan dan amunisi, serta pengkhianatan dari beberapa sekutunya.

Sementara itu, Amangkurat I selalu berada di belakang Speelman sebagai penasihat dan teman dekatnya.

Baca Juga: Jamasan Pusaka, Upacara Sakral Keraton Mataram Yogyakarta untuk Merawat Benda-Benda Bersejarah

Ia sering memberikan informasi dan saran kepada Speelman tentang kondisi politik dan sosial di Jawa.

Juga sering memberikan hadiah dan penghargaan kepada Speelman sebagai tanda terima kasih atas bantuannya.

Bahkan memberikan gelar adipati kepada Speelman dan menjadikannya sebagai menantu kehormatannya.

Speelman dan Amangkurat I saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Mereka berbagi visi untuk mengembalikan kestabilan dan kemakmuran di Jawa.

Mereka juga berbagi minat dalam hal seni dan budaya. Speelman tertarik dengan sastra, musik, dan tari-tarian Jawa, sementara Amangkurat I tertarik dengan teknologi, ilmu pengetahuan, dan agama Kristen.

Sayangnya, persahabatan Speelman dan Amangkurat I tidak berlangsung lama. Pada tahun 1679, Amangkurat I meninggal dunia karena sakit di desa Tegalarum, dekat Klaten.

Ia digantikan oleh putranya, Amangkurat II, yang juga bersahabat dengan Speelman.

Speelman melanjutkan perjuangannya untuk mengalahkan Trunojoyo hingga akhirnya berhasil menangkap dan membunuhnya pada tahun 1680.

Speelman kemudian kembali ke Batavia dan diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pada tahun yang sama.

Ia memerintah Hindia Belanda selama empat tahun hingga meninggal dunia pada tahun 1684 karena sakit. Ia dimakamkan di Kerkhoflaan, Batavia.

Speelman dan Amangkurat I adalah dua tokoh yang membentuk sejarah Nusantara. Mereka adalah contoh dari persahabatan yang terjalin di tengah perang.

Mereka juga adalah contoh dari kerjasama yang menguntungkan kedua belah pihak.

Namun, mereka juga adalah contoh dari pengkhianatan yang merugikan rakyat. Mereka adalah dua sisi dari koin yang sama.

Artikel Terkait