Pada tahun 1948, Kartosoewirjo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) di Jawa Barat, yang kemudian dikenal sebagai gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Ia menuntut agar Republik Indonesia mengubah konstitusinya menjadi berdasarkan Islam dan mengakui NII sebagai bagian dari wilayahnya.
Tuntutan ini ditolak oleh pemerintah pusat yang dipimpin oleh Soekarno.
Sejak saat itu, terjadi konflik bersenjata antara pasukan DI/TII dengan pasukan Republik Indonesia.
Konflik ini berlangsung selama lebih dari satu dekade, hingga akhirnya Kartosoewirjo ditangkap pada pertengahan tahun 1962.
Ia diadili oleh Mahkamah Militer karena telah makar dan dihukum mati. Ia dieksekusi pada 5 September 1962 di Cimahi, Jawa Barat.
Soekarno dan Kartosoewirjo adalah dua tokoh yang pernah bersahabat, tetapi kemudian menjadi lawan mati karena perbedaan ideologi.
Keduanya sama-sama berjuang melawan penjajah asing menuju Indonesia merdeka, tetapi dengan cara dan tujuan yang berbeda.
Soekarno memimpin Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sementara Kartosoewirjo mendirikan Negara Islam Indonesia yang berlandaskan syariat Islam.
Keduanya pun saling bermusuhan hingga akhir hayat mereka.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR