Salah satu warisan Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda adalah bahasa Indonesia sebagai persatuan.
Intisari-Online.com - 85 tahun yang lalu, tepatnya pada 25-27 Juni 1938, Kongres Bahasa Indonesia pertama dilangsungkan di Solo.
Awalnya, kongres ini diadakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda yang terjadi pada tahun 1928.
Selanjutnya ajang ini tidak hanya untuk memperingati Sumpah Pemuda.
Tapi juga untuk membahas perkembangan bahasa dan sastra Indonesia dan rencana pengembangannya.
Tokoh yang mengusulkan bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan adalah Mohammad Yamin.
Mengutip situs Badan Bahasa Kemendikbud, Kongres Bahasa Indonesia pada masa awal merupakan suatu upaya untuk mengukuhkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Kongres Bahasa Indonesia I yang dilaksanakan pada tahun 1938 merupakan titik tolak untuk menguatkan bahasa Indonesia yang digaungkan sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda Tahun 1928.
Kongres Bahasa Indonesia I (KBI I) diselenggarakan atas prakarsa Raden Mas Soedardjo Tjokrosisworo dan Soemanang Soerjowinoto.
Dua sosok itu berasal dari kalangan pers dan kalangan pendidikan.
Tokoh-tokoh yang berkiprah dalam KBI I adalah perpaduan antara tokoh muda dan tokoh dewasa.
Mereka yang memberi kontribusi berupa rumusan secara khusus adalah Amir Sjarifoeddin yang saat itu berusia 31 tahun, St. Takdir Alisjahbana yang saat itu berusia 32 tahun, Muh. Yamin (35 tahun), K. St. Pamoentjak (52 tahun), Adi Negoro (34 tahun), Ki Hadjar Dewantara (49 tahun), Soekardjo Wirjopranoto (35 tahun), R.P. Soeroso (45 tahun), dan Sanoesi Pane (33 tahun).
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR