Tidak semua orang dapat masuk ke ELS, khususnya orang Indonesia.
Orang Indonesia yang berhasil masuk ke ELS adalah orang yang memiliki kecerdasan tinggi, salah satunya Kartosoewirjo.
Setelah lulus dari ELS tahun 1923, Kartosoewirjo melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Kedokteran.
Sewaktu bersekolah di sana, ia bergabung dengan organisasi Syarikat Islam yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto.
Dia bahkan sempat tinggal dan menjadi murid sekaligus sekretaris pribadi HOS Tjokroaminoto.
Tjokroaminoto telah sangat mempengaruhi pemikiran Kartosoewirjo agar lebih tergerak dalam aksi politik.
Sayangnya,antusiasme Kartosoewirjo dalam dunia politik membuatnya dikeluarkan dari sekolah tahun 1927.
Dia dianggap sebagai aktivis politik serta memiliki buku sosialis dan komunis.
Setelah tidak lagi bersekolah, Kartosoewirjo bekerja sebagai Pemimpin Redaksi Koran Harian Fadjar Asia.
Di sana, ia aktif menulis tentang pertentangan terhadap bangsawan Jawa yang bekerja sama dengan Belanda.
Kartosoewirjo juga menyerukan agar kaum buruh segera bangkit untuk memperbaiki kondisi kehidupan mereka.
Puncak kariernya pun melejit setelah ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada September 1927.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR