Kisah Selokan Mataram Menjadi Bukti Kepedulian Raja Yogyakarta terhadap Nasib Rakyatnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Kisah Hamengku Buwono IX membangun selokan Mataram untuk mensiasti penindasan Jepang.
Kisah Hamengku Buwono IX membangun selokan Mataram untuk mensiasti penindasan Jepang.

Intisari-online.com - Selokan Mataram, atau disebut juga Kanal Yashiro dalam bahasa Jepang, adalah kanal irigasi yang menghubungkan Kali Progo dan Kali Opak, dua sungai besar di timur Yogyakarta.

Kanal irigasi ini selesai dibuat pada tahun 1944 dan mengairi 15.734 ha lahan pertanian. Selokan Mataram masih ada hingga kini sebagai warisan sejarah.

Selokan Mataram dibangun pada masa Jepang menjajah Indonesia, yaitu antara tahun 1942 hingga 1945.

Pada masa itu, Jepang menerapkan kebijakan Romusha, yaitu kerja paksa yang mengeksploitasi tenaga rakyat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang melawan Sekutu.

Banyak rakyat Indonesia yang menjadi korban kekejaman Romusha, baik secara fisik maupun psikis.

Raja Yogyakarta saat itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, tidak tinggal diam melihat kondisi rakyatnya yang memprihatinkan.

Ia berusaha menyelamatkan rakyatnya dari Romusha dengan cara yang cerdik dan diplomatis.

Ia mengusulkan kepada Jepang agar rakyatnya diperintahkan untuk membangun sebuah kanal irigasi yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian.

Sultan Hamengkubuwono IX berdalih bahwa rakyat Yogyakarta sangat miskin, tanahnya gersang, dan hasil pertaniannya kurang produktif.

Ia mengatakan bahwa dengan adanya kanal irigasi, rakyatnya dapat memakmurkan diri sendiri dan juga membantu Jepang dalam menyediakan sumber daya alam.

Usulan Sultan ternyata diterima oleh Jepang dan ia pun mendapatkan dana untuk membangun kanal irigasi sepanjang 31,2 km.

Baca Juga: Hemengkubuwono II vs Raden Ronggo III, Pertempuran Sengit Mataram dan Pemberontak yang Didukung oleh Inggris

Manfaat Selokan Mataram bagi Rakyat Yogyakarta

Dengan dibangunnya Selokan Mataram, Sultan Hamengkubuwono IX berhasil menghindarkan rakyatnya dari Romusha.

Rakyat Yogyakarta yang seharusnya dipaksa ikut Romusha dialihkan dan dikerahkan untuk membangun kanal irigasi ini.

Selain itu, keberadaan Selokan Mataram juga memberikan manfaat besar bagi pertanian di Yogyakarta.

Selokan Mataram mampu menyediakan air untuk mengairi lahan pertanian di tiga kabupaten di Yogyakarta, yaitu Sleman, Kulon Progo, dan Bantul.

Dengan demikian, lahan pertanian yang sebelumnya hanya bergantung pada hujan dapat diairi sepanjang tahun dan menghasilkan padi lebih banyak.

Hal ini meningkatkan kesejahteraan rakyat dan ketahanan pangan di Yogyakarta.

Selain itu, Selokan Mataram juga berfungsi sebagai pengendali banjir dan kemarau di wilayah Yogyakarta.

Selokan Mataram dapat menampung air berlebih dari Kali Progo pada musim hujan dan mengalirkannya ke Kali Opak.

Sebaliknya, pada musim kemarau, Selokan Mataram dapat menyalurkan air dari Kali Opak ke Kali Progo.

Dengan begitu, debit air di kedua sungai dapat diatur dan risiko banjir dan kemarau dapat diminimalkan.

Baca Juga: Inilah Tokoh dari Kesultanan Mataram Yogyakarta yang Berjasa bagi Kemerdekaan Indonesia

Selokan Mataram adalah salah satu bukti kepedulian Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, terhadap nasib rakyatnya.

Dengan membangun kanal irigasi ini, Sultan berhasil menyelamatkan rakyatnya dari kekejaman Romusha dan meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan mereka.

Selokan Mataram juga berperan dalam pengendalian banjir dan kemarau di wilayah Yogyakarta. Selokan Mataram merupakan warisan sejarah yang patut dihargai dan dilestarikan.

Artikel Terkait