Di Balik Peristiwa Hilangnya Kapal Selam Penjelajah Reruntuhan Titanic, Ada Kisah Kapal Mewah yang Menjadi Kuburan Massal

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Reruntuhan Kapal Titanic.
Ilustrasi - Reruntuhan Kapal Titanic.

Intisari-online.com - Kapal selam yang membawa penumpang menjelajahi reruntuhan Titanic, dilaporkan hilang pada Senin (19/6/23).

Kapal selam itu dilaporkan hilang, di lepas pantai Kanada.

Kapal selam tersebut, dilaporkan membawa wisatawan untuk menjelajahi reruntuhan Titanic.

Kini, penjaga pantai AS kemudian melakukan pencarian terhadap hilangnya kapal selam tersebut.

Menurut Reuters, kapal selam itu hanya memiliki kapasitas berada di bawah air selama 96 jam, dan diperkirakan hilangnya sudah melebihi waktu tersebut.

Kapal dan pesawat AS beserta Kanada, mengepung wilayah tersebut sekitar 1.450 km timur Cape Cod, untuk melakukan pencarian.

KapalTitanic, merupakan kapal penumpang mewah asal Inggris yang baru pertama kali berlayar dari Southampton ke New York.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14-15 April 1912.

Dari 2.223 orang yang ada di kapal, hanya sekitar 700 orang yang selamat, sementara lebih dari 1.500 orang meninggal karena tenggelam atau kedinginan di lautan Atlantik.

Titanic adalah kapal terbesar dan termegah pada zamannya, dengan panjang 269,1 meter, lebar 92,5 meter, dan tinggi 175 meter.

Kapal ini dibuat oleh perusahaan White Star Line di Belfast, Irlandia Utara, dengan biaya sekitar 7,5 juta dolar AS.

Baca Juga: Ini Link Resmi Live Streaming Indonesia vs Argentina, Gratis Di RCTI Plus

Titanic memiliki berbagai fasilitas mewah seperti gym, kolam renang, perpustakaan, dan lapangan squash.

Kapal ini juga dijuluki sebagai kapal yang tidak bisa tenggelam, karena memiliki sistem pintu kedap air yang bisa menutup ruang-ruang di bawah dek jika terjadi kebocoran.

Namun, nasib malang menimpa Titanic saat kapal ini menabrak gunung es yang mengambang di lautan pada pukul 23.40 waktu setempat.

Tabrakan tersebut menyebabkan robekan di lambung kapal sepanjang sekitar 90 meter, yang membiarkan air masuk ke dalam ruang-ruang mesin dan ketel.

Meskipun awak kapal berusaha memompa air keluar dan mengirimkan sinyal SOS ke kapal-kapal terdekat, usaha tersebut sia-sia karena kapal terlalu jauh dari pantai dan tidak ada kapal lain yang bisa datang tepat waktu untuk menolong.

Salah satu faktor yang memperparah tragedi ini adalah kurangnya jumlah perahu penyelamat di atas kapal.

Titanic hanya membawa 20 perahu penyelamat yang hanya bisa menampung sekitar setengah dari jumlah penumpang dan awak kapal.

Selain itu, banyak perahu penyelamat yang tidak terisi penuh karena kepanikan dan ketidaksiapan para penumpang dan awak kapal.

Perahu penyelamat pertama yang turun dari kapal hanya berisi 28 orang, padahal kapasitasnya adalah 65 orang.

Titanic akhirnya tenggelam sepenuhnya pada pukul 02.20 waktu setempat, setelah terbelah menjadi dua bagian.

Banyak penumpang dan awak kapal yang terjun ke dalam air dingin dengan suhu sekitar -2°C, berharap bisa diselamatkan oleh perahu-perahu penyelamat.

Baca Juga: Terungkap Isi Peristiwa Pertemuan AHY Dan Puan Maharani, Hutan Kota Senayan Jadi Saksinya

Namun, hanya sedikit yang berhasil bertahan hidup karena hipotermia atau kedinginan.

Beberapa jam kemudian, kapal Carpathia tiba di lokasi dan berhasil menyelamatkan sekitar 700 orang yang masih hidup di atas perahu-perahu penyelamat.

Peristiwa tenggelamnya Titanic menjadi salah satu tragedi maritim terbesar dalam sejarah.

Banyak cerita tragis dan heroik yang muncul dari para korban dan penyintas.

Beberapa contohnya adalah kisah cinta antara Jack Dawson dan Rose DeWitt Bukater yang diabadikan dalam film Titanic (1997), kisah band musik yang terus memainkan lagu-lagu hingga akhir hayat mereka, dan kisah Molly Brown yang dikenal sebagai "the unsinkable Molly Brown" karena berhasil mengorganisir para penumpang di perahu penyelamatnya.

Peristiwa ini juga menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi tentang penyebab dan akibat dari tenggelamnya Titanic.

Beberapa hal yang masih menjadi perdebatan adalah apakah kapal ini benar-benar tidak bisa tenggelam, apakah ada kesalahan desain atau konstruksi yang membuat kapal ini rentan terhadap tabrakan, apakah ada kesalahan navigasi atau komunikasi yang membuat kapal ini tidak bisa menghindari gunung es, dan apakah ada cara yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Sampai saat ini, Titanic masih menjadi salah satu kapal legendaris yang menarik perhatian banyak orang.

Pada tahun 1985, tim peneliti berhasil menemukan lokasi bangkai kapal di kedalaman 3.800 meter di bawah permukaan laut.

Sejak itu, banyak penelitian dan ekspedisi yang dilakukan untuk mengungkap rahasia dan misteri yang tersimpan di dalam kapal.

Selain itu, banyak pula artefak dan benda-benda bersejarah yang berhasil diangkat dari dasar laut dan dipamerkan di berbagai museum di seluruh dunia.

Artikel Terkait