‘Seandainya Dia Tahu, Betapa Menderitanya Dia’, Kisah Haru dan Nyata Dua Bersaudara yang Selamat dari Kapal Titanic Setelah Dimasukkan ke Sekoci Terakhir oleh Ayah yang ‘Menculik’ Mereka

K. Tatik Wardayati

Penulis

Michel dan Edmond Navratil, yang dikenal sebagai 'Louis dan Lola', dua bersaudara yang selamat dari kapal Titanic.
Michel dan Edmond Navratil, yang dikenal sebagai 'Louis dan Lola', dua bersaudara yang selamat dari kapal Titanic.

Intisari-Online.com – Anda masih ingat dengan tragedi kapal mewah Titanic yang tenggelam?

Sebuah buku tentang Titanic, menyoroti kembali kisah luar biasa dari dua bersaudara yang dimasukkan ke sekoci terakhir oleh ayah mereka, yang kemudian meninggal dalam bencana itu.

Dua bersaudara selamat dari Titanic yang dimasukkan ke sekoci terakhir oleh ayah mereka yang tenggelam itu telah diculik oleh ayahnya dari ibu mereka dan berlayar untuk memulai hidup baru di New York.

Melansir dari Daily Mail (19/8/2021), aktris Celia Imrie menulis buku Orpans of the Storm, yang berdasarkan pada kisah nyata Michel dan Edmond Navratil, berusia 4 dan 2 tahun, serta orangtua mereka, Marcella Cartteo dan suaminya Michael.

Saat Michael dan Marcela berjuang mempertahankan perkawinan mereka, ayah dua anak itu ‘menculik’ anak-anak mereka dan membawanya dengan Titanic untuk memulai hidup baru di New York.

Namun, ketika kapal tenggelam, Michael melemparkan Michel dan Edmond ke sekoci terakhir, dan beberapa minggu kemudian ibu mereka, Marcella, dapat melacaknya.

Saat melakukan penelitian untuk penulisan buku itu, Celia mengetahui bahwa Michael telah bertindak ‘kejam dan kasar’ kepada istrinya, Marcella’, dan mengatakan bahwa dia ingin menulis novel untuk menebus ibu dua anak itu.

Celia mengatakan buku itu muncul setelah dia melihat ‘foto yang sangat menyentuh’ dari anak-anak lelaki itu, dan mengatakan, “Mereka benar-benar dilemparkan ke sekoci terakhir yang meninggalkan Titanic.”

‘Sekoci sudah pergi, turun, dan mereka terlempar ke bawah.’

Celia mengatakan seluruh buku berdasarkan pada cerita Marcella, yang jatuh cinta pada penjahit Michael, katanya, “Mereka menikah, membuka toko jahitan mereka sendiri, dan bayi pertama lahir, dan Marcella sangat bahagia.”

“Tetapi setelah bayi kedua lahir, suaminya sangat kejam dan kasar pada istrinya. Marcella berusia 21 tahun, dia memulai proses perceraian.”

'Sekoci sudah pergi, turun, dan mereka terlempar ke bawah.'

Dia mengatakan seluruh buku didasarkan pada Marcella, yang jatuh cinta dengan penjahit Michael, mengatakan: 'Mereka menikah, membuka toko penjahitan mereka sendiri dan bayi pertama lahir dan dia sangat bahagia.

Orangtua anak laki-laki itu berpisah pada awal tahun 1912, dan Marcella mendapatkan hak asuh penuh atas anak-anak itu.

Namun, Marcella mengizinkan putranya untuk tinggal bersama ayah mereka selama akhir pekan Paskah dan Michael malah memutuskan untuk beremigrasi ke Amerika Serikat.

Celia mengatakan, “Michael kemudian menculik dua anak laki-lakinya itu, membawa mereka ke Nice ke Calais, ke Southampton dan dengan paspor palsu, mereka naik Titanic.”

“Ibu yang malang itu tidak tahu di mana anak-anaknya berada. Seandainya dia tahu, betapa menderitanya dia.”

Berbicara kepada Irish Time, Celia mengungkapkan bahwa dia telah menemukan serangkaian ‘fakta luar biasa’ tentang Marcella dan suaminya saat melakukan penelitian pembuatan novelnya.

Dia mengatakan, sementara Marcella mengatakan itu sebagai ‘mimpi buruk’, dokumen perceraian mengungkapkan Michael mengendalikan dan narsistik.

Celia menambahkan, “Marcella telah digambarkan dengan cara yang salah. Sebenarnya dia adalah pihak yang dirugikan.”

Di tengah perpisahan mereka, Michael melakukan perjalanan ke Inggris bersama anak laki-laki mereka setelah tinggal sebentar di Monte Carlo sebelum naik ke kapal yang hancur itu.

Di kemudian hari, Michel mengingat kenangannya tentang Titanic sebagai ‘kapal yang luar biasa’.

Melalu penerjemah, Michel mengatakan, “Saya ingin melihat ke bawah lambung kapal, kapal tampak indah. Saya dan adik saya bermain di dek depan dan sangat senang berada di sana.”

“Suatu pagi, ayah saya, adik laki-laki saya, dan saya sedang makan telur di ruang makan kelas dua. Laut itu menakjubkan. Perasaan saya adalah salah satu kesenangan yang sempurna.”

“Saya tidak ingat takut, saya hanya ingat kesenangan, sungguh, lalu plop! ke dalam perahu penyelamat. Kami berakhir di sebelah putri seorang bankir Amerika yang berhasil menyelamatkan anjingnya, dan tidak ada yang keberatan.”

“Ada perbedaan besar pada orang kaya di dalam kapal, dan saya kemudian menyadari bahwa jika kami tidak berada di kelas dua, kami akan mati. Orang-orang yang keluar hidup-hidup sering curang dan agresif, yang jujur tidak punya kesempatan.”

Michel dan Edmond pasti merasa lega ketika mereka akhirnya berhasil mencapai sekoci terakhir yang berhasil diluncurkan dari Titanic yang tenggelam.

Terlepas dari usia mereka yang masih muda, kedua bersaudara yang masih berusia empat dan dua tahun itu, menyadari teror dan histeria yang melanda mereka yang masih terperangkap di kapal yang hancur itu.

Mereka ditempatkan di sekoci oleh ayah mereka, tetapi itu adalah terakhir kalinya mereka melihat ayah mereka.

Setelah menempatkan mereka di sekoci, ayah mereka meninggal saat tenggelam. Mereka termasuk di antara 700 penumpang yang dijemput oleh Carpathia.

Anak laki-laki itu dikenal sebagai ‘Louis dan Lola’, hanya mereka anak-anak yang terselamatkan dari Titanic tanpa orangtua atau wali.

Dalam sebuah laman Retronaut, Michel kemudian mengaku mengingat ayahnya mengatakan kepadanya, “Anakku, ketika ibumu datang untukmu, seperti yang pasti akan dia lakukan, katakan padanya bahwa aku sangat mencintainya dan masih mencintainya.”

“Katakan padanya, aku berharap dia mengikuti kita, sehingga kita semua bisa hidup bahagia bersama dalam kedamaian dan kebebasan Dunia Baru.”

Anak-anak itu yang berkebangsaan Prancis, tidak bisa berbicara bahasa Inggris dan mereka tidak dapat mengidenfitikasi diri mereka pada penyelamat.

Hingga seorang penumpang berbahasa Prancis bernama Margaret Hays merawat kedua bersaudara itu sampai ibu mereka dilacak.

Sejumlah artikel surat kabar tentang anak laki-laki itu, termasuk publikasi foto-foto mereka, membuat ibu mereka, Marcella, dilacak.

Marcella kemudian berlayar ke New York City dan akhrinya bertemu kembali dengan anak laki-lakinya itu pada 16 Mei 1912, satu bulan dan satu hari setelah merek aberhasil keluar dari Titanic hidup-hidup.

Anda bisa membayangkan emosi yang pasti dirasakan ibu mereka ketika dia melihat anak-anaknya, terutama karena ayah mereka secara diam-diam menaiki Titanic bersama anak laki-laki itu hingga mereka bertiga dapat memulai hidup baru di Amerika, tanpa Marcella.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan di Balik Tenggelamnya Kapal Titanic, Ternyata Dirumorkan Akibat Kutukan Mumi Mesir yang Membawa Kekuatan Dasyat Ini Ternyata Begini Kisahnya!

Baca Juga: Inilah yang Dikisahkan Sebuah Arloji tentang Jam-jam Terakhir Tenggelamnya Kapal Titanic, Milik Seorang Juru Tulis Layanan Surat yang Bekerja Hingga Akhir

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait