Intisari-Online.com-Pada zaman Mesir kuno, kutukan cenderung dikaitkan dengan Firaun entah dia hidup atau mati.
Misteri kutukan Firaun dipercaya dapat menimpa mereka yang mengganggu pemakaman.
Tidak ada yang dapat menanamkan rasa takut lebih seram daripada rasa takut pencuri dan arkeolog yang menghadapi kutukan-kutukan di makam Firaun.
Kutukan itu ditempatkan di pintu masuk makam untuk melindunginya orang yang mati dan agar tak diganggu atau dijarah.
Baca Juga: Jadi Asal-usul Budaya Firaun Kuno Berakar, Kerajaan Punt Kuno 'Tanah Para Dewa' Akhirnya Ditemukan?
Tulisan yang dipasang seringkali berbicara tentang penyakit yang bangkit kembali untuk membalas dendam.
Kutukan yang Banyak Ditakuti dan Dipuji Para Firaun
Kutukan Firaun diduga dilemparkan pada orang yang mengganggu mumi.
Namun, para sejarawan telah memperdebatkan apakah kutukan mumi Mesir hanyalah dongeng atau memang benar-benar efektif di zaman modern seperti sekarang.
Kisah-kisah kutukan menyatakan bahwa kuburan dan tempat pemakaman tidak boleh dirusak karena mumi tinggal di dalamnya.
Kutukan makam itu populer di makam pribadi dari era Kerajaan Lama.
Mereka akan ditorehkan di dinding, pintu, patung, dan peti mati.
Kutukan makam ditemukan di makam Ankhtifi dan Makam Khentika Ikhekhi, keduanya berasal dari dinasti 9 hingga 10.
Kutukan tersebut termasuk kehilangan kehormatan dan posisi duniawi, kelaparan, tenggelam di laut, dan tidak memiliki penerus tahta dunia.
Kutukan Makam Tutankhamun
Kutukan Tutankhamun mencuri perhatian orang-orang karena beberapa kematian misterius dari beberapa tim Howard Carter dan orang-orang yang mengunjungi makam Tutankhamun sesudahnya.
Tutankhamun adalah seorang Firaun muda yang berkuasa pada 1332 SM dan memerintah Mesir selama satu dekade.
Ia dimakamkan di dasar lembah yang membuatnya sulit bagi para arkeolog untuk melacaknya.
Menemukan makamnya pada tahun 1922 adalah penemuan mendefinisikan karier untuk Howard Carter dan puncak dari pencarian panjang untuk makam.
Pengalaman Sejarah dan Penjelasan Modern
Legenda tentang "Kutukan Firaun" berasal dari abad ke-7 ketika orang-orang Arab menaklukkan Mesir, dan orang-orang Arab tidak dapat membaca hieroglif.
Mereka diberitahu bahwa orang Mesir dapat melindungi makamnya secara magis dengan kutukan.
Oleh karena itu orang-orang Arab menghormati mumi serta makam Mesir dan tak berani mendekat.
Beberapa insiden yang menjadi sejarah modern pun dikaitkan dengan kutukan Firaun.
Beberapa insiden ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, tetapi mereka yang percaya pada kutukan mumi tidak perlu bukti lebih lanjut.
Insiden kapal Titanic bahkan digambarkan sebagai malapetaka yang dikaitkan dengan mumi Mesir yang diangkut di kargo dan dikirim dari Inggris ke New York atas permintaan Lord Centerville.
Zahi Hawass, seorang arkeolog yang menggali di Kom Abu-Bellou, kehilangan sepupunya pada hari ia mengirim artefak dari tempat penggalian.
Zahi kemudian mencatat bagaimana dia terganggu oleh suara-suara anak-anak yang terkait dengan pemindahan mumi anak dari Oasis Bahariya dengan suara-suara berhenti ketika mumi sang ayah dipersatukan kembali dengan mumi anak di museum.
(*)