Penulis
Intisari-Online.com - Pada 26 Mei 1954, sebuah kapal ditemukan oleh arkeolog dan jurnalis Mesir Kamal el-Malakh di dalam Piramida Agung Giza.
Kapal itu ditemukan di dalam dua lubang beratap di dasar Piramida Khufu, di mana pada bagian bawah salah satunya adalah kapal yang dibongkar dengan indah yang diukir dari kayu cedar.
Kapal yang kemudian dikenal sebagai 'Kapal Khufu' itu terdiri dari 1.224 bagian yang semuanya ditemukan.
Dilaporkan kapal kayu itu berusia 4.600 tahun, dan dirancang dengan sangat baik sehingga masih bisa berlayar jika diluncurkan kembali ke Sungai Nil hari ini.
Agustus 2021 lalu, Kapal Khufu dipindahkan dari dekat Piramida Giza ke Museum Agung Mesir, sebuah tempat canggih yang dijadwalkan dibuka di luar Kairo pada akhir 2021.
Melansir smithsonianmag.com (12/8/2021), Pejabat Mesir mengangkut perahu kayu cedar itu dalam wadah logam penyerap goncangan yang dibawa oleh kendaraan kendali jarak jauh yang diimpor dari Belgia.
Pemindahan kapal itu dilakukan perlahan untuk melindungi kapal yang rapuh dari kerusakan, meskipun Piramida Giza hanya lima mil jauhnya dari museum yang akan menjadi rumah baru kapal tertua itu.
Bahkan, dilaporkan secara total perjalanan memakan waktu sepuluh jam, mulai Jumat malam dan berakhir Sabtu pagi.
Baca Juga: Coba Saja, Oleskan Campuran Garam, Tepung dan Cuka ke Panci, Hasilnya Akan Membuat Anda Kagum!
“Tujuan dari proyek transportasi [adalah] untuk melindungi dan melestarikan artefak organik terbesar dan tertua yang terbuat dari kayu dalam sejarah umat manusia untuk generasi mendatang,” kata Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir dalam sebuah pernyataan.
Para arkeolog dan insinyur berkolaborasi dalam proyek tersebut untuk memastikan bahwa salah satu kapal tertua dan terbesar di dunia itu tetap utuh setelah pemindahan.
Salah satu penemuan berharga, tujuan pembuatan kapal itu sendiri menjadi misteri hingga saat ini.
Tetapi, sejarawan percaya kapal itu ditempatkan di dalam piramida untuk firaun Khufu yang dimakamkan di sana.
Berada di dalam ruang pemakaman Khufu, konon kapal ini ada untuk memungkinkan Firaun berlayar melintasi langit setelah kematian dengan dewa matahari Ra.
Kadang-kadang, kapal ini juga dikenal sebagai 'tongkang surya' seperti halnya Tongkang Dewa Ra yang berfungsi untuk mengangkut dewa Mesir melintasi langit untuk memberikan cahaya bagi dunia.
Orang Mesir kuno biasa mengubur 'tongkang tenaga surya' di dekat makam firaun mereka karena mereka percaya bahwa penguasa mereka membutuhkan transportasi di akhirat.
Dipercaya sebagai 'kendaraan untuk melintasi langit', ada juga jejak yang menunjukkan bahwa kapal tersebut sudah pernah digukanan, mungkin untuk mengangkut fisik Firaun secara nyata setelah dia meninggal.
Petunjuk kecil menunjukkan bahwa Kapal Khufu membawa Firaun dari kota kuno Memphis ke tempat peristirahatan terakhirnya di Giza.
Penulis Inggris Graham Hancock, berspekulasi bahwa kapal itu mungkin telah digunakan untuk membawa Firaun ke laut selama masa hidupnya.
Sementara Istvan Soros, penulis buku dan kontributor Ancient-Origins.com, menulis: “Menurut saya, seluruh kapal dirancang khusus untuk mengangkat benda."
Selain tentang tujuan pembuatannya, tidak diketahui pula bagaimana orang Mesir kuno membangun kapal besar ini.
Khufu memerintah Mesir pada suatu waktu selama Dinasti Keempat (kira-kira 2613 hingga 2494 SM).
Para sarjana tidak tahu banyak tentangnya, tetapi dia mungkin naik takhta di usia 20-an dan mulai mengerjakan Piramida Besarnya tak lama setelah mengambil alih kekuasaan, menurut BBC.
Sejarawan Yunani Herodotus menulis 2.000 tahun setelah pemerintahan Khusu menggambarkan ia sebagai pemimpin yang kejam dan jahat yang mengandalkan orang-orang yang diperbudak untuk membangun piramidanya.
Catatan lain menggambarkan Khufu sebagai raja tradisional yang baik hati yang hanya mempekerjakan pekerja wajib militer.
(*)