Peristiwa Idul Adha, Ketika Nabi Ibrahim Mendapatkan Perintah Mengorbankan Putra Kesayangannya

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Peristiwa Idul Adha bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim saat mendapatkan perintah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.
Peristiwa Idul Adha bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim saat mendapatkan perintah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.

Peristiwa Idul Adha bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim saat mendapatkan perintah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.

Intisari-Online.com -Idul Adha tak bisa dipisahkan dari kisah kebesaran hati Nabi Ibrahim mengorbankan putra kesayangannya, Ismail.

Tentu saja berat, karena Ismail putra yang sekian lama ditunggu kehadirannya oleh Nabi Ibrahim.

Selain itu, Hari Raya Idul Adha juga identik dengan penyembelihan hewan kurban bagi yang mampu menunaikannya.

Hewan kurbannya bisa sapi, kerbau, kambing, domba, atau unta.

Oleh sebab itu, Idul Adha disebut juga dengan Hari Raya Kurban.

Akan tetapi, ada sebutan lain bagi hari besar umat Islam ini, yaitu Lebaran Haji.

Saat Idul Adha, Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk melakukan ibadah kurban bagi yang mampu melaksanakannya.

Perintah tersebut juga tertulis dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108):1-2).

Penyebutan Idul Adha sebagai Hari Raya Kurban tidak lepas dari kisah Nabi Ibrahim.

Abul Anbiya, begitu Nabi Ibrahim biasa disebut, melaksanakan pengorbanan atas perintah dari Allah SWT.

Sebelumnya, usai penantian panjang, Nabi Ibrahim akhirnya dikaruniai seorang anak oleh Allah SWT yang diberi nama Ismail.

Nabi Ismail sendiri merupakan salah satu nabi bagi umat Islam.

Ketika Nabi Ismail menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim mendapatkan Wahyu dari Allah SWT yang berisi perintah untuk menyembelih putranya sendiri, Nabi Ismail.

Nabi Ibrahim adalah orang yang taat, dia menaati perintah Allah SWT meski harus mengorbankan anak yang telah lama dinantikannya.

Allah SWT berfirman dalam Surah An Nahl ayat 120 yang artinya:

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang Imam (yang dapat dijadikan teladan), qaanitan (patuh kepada Allah), dan hanif, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang menyekutukan Allah)."

Nabi Ibrahim pun menyampaikan wahyu tersebut kepada anaknya, Nabi Ismail, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur'an surat Ash Shaffat ayat 102, yang artinya:

"Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!", Ismail menjawab: Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Melihat ketakwaan Nabi Ibrahim dan putranya, Allah SWT kemudian mengganti Nabi Ismail dengan domba.

Itulah asal-muasal sunah kurban yang dilaksanakan umat Islam setiap Hari Raya Idul Adha atau yang disebut juga Hari Raya Kurban.

Idul Adha juga disebut sebagai hari raya kurban,karena sejak 9 Dzulhijah, umat Islam yang menunaikan ibadah Haji sedang melaksanakan ritual haji yang paling utama yaitu wukuf di Padang Arafah.

Wukuf adalah ritual haji yang mengajarkan umat Islam untuk meninggalkan aktivitasnya sejenak agar dapat merenungkan diri.

Seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim setelah menerima perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan anaknya, Nabi Ismail.

Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnahkan untuk melakukan ibadah puasa Arafah pada tanggal yang sama, yaitu 9 Dzulhijah.

Artikel Terkait