Di sana sudah muncul pasukan Jawa Timur yang dipimpin oleh Pangeran Surabaya.
Dia khawatir Mataram ingin menaklukkan semua kerajaan Jawa Timur.
Dalam rombongan Pangeran Surabaya ada para bupati Jawa Timur dan Madura.
Di tempat yang sama datang juga utusan Sunan Giri.
Kepada Senopati dan Pangeran Surabaya, utusan itu membacakan surat Sunan Giri.
Isinya larangan berperang guna mencegah pertumpahan darah dan menyelamatkan rakyat kecil.
Kedua rombongan pun akhirnya memilih untuk berdamai dan berpisah dalam suasana persahabatan.
Begitu tulis H.J. De Graaf dalam bukunya, Awal Kebangkitan Mataram Masa Pemerintahan Senopati.
Dalam buku itu De Graaf juga menyimpulkan, baik dalam Babad Tanah Jawi maupun Serat Kandha, Sunan Giri merestui Senopati sebagai panembahan di Mataram Islam.
Sunan Giri juga memaklumi Pajang yang semakin mundur.
Jawa Timur sendiri disebut melepaskan diri dari Jawa Tengah sebelum Pajang.
Sehingga mereka tidak mau tunduk baik oleh Pajang maupun Mataram.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR