Di awal berdiri, Mataram Islam minta restu ke Giri Kedaton. Di zaman Sultan Agung, Mataram Islam taklukkan Giri Kedaton.
Intisari-Online.com -Awalnya dimuliakan, ujungnya ditaklukkan.
Begitulah nasib Susuhunan Giri alias Giri Kedaton di mata Mataram Islam.
Saat pertama ditetapkan sebagai raja Mataram Islam, hal pertama yang dilakukan Panembahan Senopati adalah pergi ke Gresik.
Putra Ki Ageng Pamanahan itu mau minta restu dan legitimasi dari penguasa rohani yang terletak di Jawa Timur itu.
Hal itu tercatat dalam buku Awal Kebangkitan Mataram karya HJ De Graaf.
Setelah diangkat sebagai raja Mataram Islam, Panembahan Senopati pergi ke timur mengunjungi Sunan Giri.
Tujuannya untuk memperoleh dukungan terkait keinginannya untuk sejajar dengan pendahulunya, Majapahit.
Senopati sepertinya juga ingin menguasa seluruh Jawa Timur.
Sebelum berangkat, Senopati mengutus pamannya, Dipati Mandaraka, membawa para adipati dari Pati, Demak, dan Grobogan langsung ke Jawa Timur.
Sehingga mereka tidak perlu berkumpul dulu di Pajang.
Rombongan itu kemudian bertemu di Japan, sekarang Mojokerto.
Di sana sudah muncul pasukan Jawa Timur yang dipimpin oleh Pangeran Surabaya.
Dia khawatir Mataram ingin menaklukkan semua kerajaan Jawa Timur.
Dalam rombongan Pangeran Surabaya ada para bupati Jawa Timur dan Madura.
Di tempat yang sama datang juga utusan Sunan Giri.
Kepada Senopati dan Pangeran Surabaya, utusan itu membacakan surat Sunan Giri.
Isinya larangan berperang guna mencegah pertumpahan darah dan menyelamatkan rakyat kecil.
Kedua rombongan pun akhirnya memilih untuk berdamai dan berpisah dalam suasana persahabatan.
Begitu tulis H.J. De Graaf dalam bukunya, Awal Kebangkitan Mataram Masa Pemerintahan Senopati.
Dalam buku itu De Graaf juga menyimpulkan, baik dalam Babad Tanah Jawi maupun Serat Kandha, Sunan Giri merestui Senopati sebagai panembahan di Mataram Islam.
Sunan Giri juga memaklumi Pajang yang semakin mundur.
Jawa Timur sendiri disebut melepaskan diri dari Jawa Tengah sebelum Pajang.
Sehingga mereka tidak mau tunduk baik oleh Pajang maupun Mataram.
Itulah kenapa Senopati kepengin banget menaklukkan Jawa Timur, salah satunya dengan minta restu dari Sunan Giri.
Ditaklukkan Sultan Agung
Sementara itu,Sultan Agung menghendakisupayaGiri Kedaton tunduk sebagai daerah bawahan.
Pada 1630 Giri Kedaton di bawah pimpinan Panembahan Kawis Guwa menolak kekuasan Mataram.
Tidak seorang pun perwira Mataram yang berani menghadapi Giri.
Rupanya mereka masih takut akan kekeramatan Walisongo meskipun dewan tersebut sudah tidak ada lagi.
Sultan Agung pun menunjuk iparnya, yaitu Pangeran Pekik putra Jayalengkara dari Surabaya untuk menghadapi Giri.
Semangat pasukan Mataram bangkit karena Pangeran Pekik merupakan keturunan Sunan Ampel, sementara Panembahan Kawis Guwa adalah keturunan Sunan Giri.
Bagaimanapun juga, Sunan Giri adalah murid Sunan Ampel.
Perang akhirnya dimenangkan oleh Mataram atas penaklukkan Giri sekitar tahun 1636.
Panembahan Kawis Guwa dipersilakan untuk tetap memimpin Giri dengan syarat harus tunduk kepada Mataram.
Sejak saat itu wibawa Giri pun memudar.
Pengganti Panembahan Kawis Guwa tidak lagi bergelar Sunan Giri, melainkan bergelar Panembahan Ageng Giri.
Gelar ini memengaruhi penguasa Kerajaan Tanjungpura di Kalimantan Barat ketika memeluk Islam menggunakan gelar Panembahan Giri Kusuma.
Giri Kedaton yang sudah menjadi bawahan Mataram kemudian mendukung pemberontakan Trunojoyo dari Madura terhadap pemerintahan Amangkurat I.
Panembahan Ageng Giri aktif mencari dukungan untuk memperkuat barisan pemberontak.
Puncak pemberontakan terjadi tahun 1677 di mana Kesultanan Mataram mengalami keruntuhan. Amangkurat I sendiri tewas dalam pelarian.
Putranya yang bergelar Amangkurat II datang ke Kadilangu untuk menemui Panembahan Natapraja salah satu sosok sesepuh keturunan Sunan Kalijaga yang dianggap bijaksana dan kuat serta memiliki pasukan yang siap membantu Amangkurat II, selain itu Amangkurat juga bersekutu dengan VOC untuk melancarkan aksi pembalasan.
Amangkurat II yang menjadi raja tanpa takhta berhasil menghimpun dukungan dan kekuatan yang akhirnya dapat menghancurkan pemberontakan Trunojoyo akhir tahun 1679.
Sekutu Trunojoyo yang bertahan paling akhir adalah Giri Kedaton.
Pada bulan April 1680 serangan besar-besaran terhadap Giri dilancarkan oleh Panembahan Natapraja dari Adilangu dan juga didukung oleh VOC yang membantu Amangkurat II.
Murid andalan Giri yang menjadi panglima para santri bernama Pangeran Singosari gugur dalam peperangan setelah berduel melawan Panembahan Natapraja.
Jumlah Pasukan Adilangu (pasukan Natapraja) hanya sedikit namun dapat memporak porandakan pasukan Giri Kedaton.
Peristiwa ini tercatat dalam Babad Trunajaya-Surapati.
Begitulah kisah bagaimana Giri Kedaton akhirnya benar-benar takluk dari Mataram Islam.