Baca Juga: Perjuangan dan Pengorbanan Para Ulama Keraton Mataram Islam Surakarta dalam Peristiwa Pakepung 1790
- Konflik di Myanmar: Sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021, Myanmar mengalami gelombang protes dan kekerasan yang menentang junta militer.
Militer telah menindak keras para demonstran dengan kekerasan mematikan, menewaskan lebih dari 800 orang, termasuk lebih dari 70 anak.
Lebih dari 200 ribu orang mengungsi akibat konflik. Anak-anak di Myanmar menghadapi berbagai ancaman, seperti penangkapan sewenang-wenang, penembakan, pengeboman, pemutusan internet, dan gangguan layanan kesehatan dan pendidikan.
Cara Membantu Anak-Anak Korban Perang
Hari Anak Korban Perang adalah kesempatan bagi kita semua untuk berkontribusi dalam membantu anak-anak yang terkena dampak perang atau konflik. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, antara lain:
- Menyebarkan informasi dan kesadaran tentang situasi anak-anak di zona konflik melalui media sosial atau platform lainnya
- Mendukung organisasi-organisasi kemanusiaan yang bekerja untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada anak-anak korban perang, seperti UNICEF, Save the Children, World Vision, dan lain-lain
- Menyumbangkan dana atau barang-barang yang dibutuhkan oleh anak-anak korban perang, seperti makanan, air bersih, obat-obatan, pakaian, mainan, buku, dan lain-lain
- Menyuarakan aspirasi dan tuntutan kepada pemerintah atau lembaga internasional untuk menghentikan kekerasan dan menyelesaikan konflik secara damai
- Berdoa dan berharap agar anak-anak korban perang dapat hidup dengan aman, sejahtera, dan bahagia
Hari Anak Korban Perang adalah hari untuk mengingatkan kita bahwa anak-anak adalah aset berharga bagi masa depan dunia.
Mereka tidak pantas menjadi korban perang atau konflik yang tidak mereka inginkan.
Mari kita bersama-sama berusaha untuk melindungi hak-hak anak dan memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR