Setelah terjadi pengepungan, Belanda mengultimatum Pakubuwana IV.
Ia diminta menyerahkan para ulama penasihatnya atau Keraton akan diserang dan Pakubuwana IV diturunkan dari takhta secara paksa.
Pakubuwana IV tidak mau menyerah begitu saja. Ia bersama para ulama mempertahankan Keraton dengan gigih.
Mereka berdoa kepada Allah SWT agar diberi pertolongan dan kemenangan.
Namun, karena kalah jumlah dan persenjataan, mereka akhirnya tidak mampu melawan serbuan musuh.
Pakubuwana IV terpaksa menyerahkan diri kepada Belanda demi menyelamatkan rakyatnya dari bencana perang.
Ia juga harus menyerahkan para ulama penasihatnya kepada Belanda untuk dibuang dan diasingkan ke berbagai tempat jauh dari tanah air mereka.
Para ulama ini mengalami nasib yang sangat tragis. Mereka harus meninggalkan keluarga, santri, pondok pesantren, dan keraton yang mereka cintai.
Mereka harus hidup dalam kesulitan dan kesengsaraan di tempat pengasingan mereka.
Mereka juga harus menghadapi siksaan dan penghinaan dari Belanda.
Namun, mereka tetap tegar dan sabar dalam menghadapi cobaan tersebut.
Mereka tetap istiqomah dalam menjalankan ibadah dan dakwah mereka di tempat pengasingan mereka. Mereka tetap menjaga aqidah dan akhlak mereka sebagai ulama yang taat kepada Allah SWT.
Para ulama ini wafat dalam keadaan syahid di tempat pengasingan mereka.
Mereka meninggalkan jejak sejarah yang sangat mulia bagi bangsa Indonesia khususnya umat Islam di Jawa.
Mereka menjadi teladan bagi generasi-generasi selanjutnya dalam hal perjuangan dan pengorbanan demi tegaknya syariat Islam di tanah air.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR