Peristiwa Kades di Jember Ambruk Saat Dangdutan Bareng Biduan, Ini Yang Harus Kita Ketahui Tentang Hipertensi

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Penulis

Seorang kepala desa di Jember ambruk saat dangdutan bareng biduan. Diduga karena hipertensi alias darah tinggi.
Seorang kepala desa di Jember ambruk saat dangdutan bareng biduan. Diduga karena hipertensi alias darah tinggi.

Seorang kepala desa di Jember ambruk saat dangdutan bareng biduan. Diduga karena hipertensi alias darah tinggi - Peristiwa.

Intisari-Online.com -Seorang kepala desa di Jember ambruk lalu meninggal dunia saat dangdutan bareng seorang biduan.

Tragisnya, kejadian yang menimpa Mulyono itu terekam video dan viral.

Mulyono, Kepala Desa Ambulu, Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur, diduga ambruk karena darah tinggi atau hipertensi yang tidak terkontrol.

Minggu (21/5) malam, ketika sedang berduet dengan seorang biduan di atas panggung, Mulyono tiba-tiba roboh.

Mulyono sempat dibawa ke klinik dan dirujuk ke rumah sakit, tetapi tidak bisa diselamatkan.

Kejadian saat Mulyono jatuh terabadikan oleh kamera warga dan videonya beredar melalui WhatsApp.

Mulyono sebelumnya menghadiri acara penyambutan salah satu warga desanya yang mengikuti audisi dangdut di salah satu stasiun TV.

“Pak Kades turut ikut kegiatan itu, yakni juga turut bernyanyi dengan biduan yang mengisi kegiatan,” kata AKP Suhartanto selaku Kapolsek Ambulu.

Mulyono dikatakan memiliki aktivitas yang sangat padat mulai dari menghadiri kegiatan Muspika sampai berkunjung ke rumah saudaranya di Banyuwangi.

“Kemungkinan pak Kades capek, ketika diminta menyanyi beliau langsung drop dan meninggal dunia pagi ini,” ujar dia.

Menurut Edy Purnomo yang merupakan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ambulu, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB.

Dia mengungkapkan, berdasarkan pemeriksaan sementara, tekanan darahnya naik.

“Baru mau membuka mulut, tiba-tiba ambruk dan tidak ada napasnya,” kata dia.

Apa itu hipertensi dan sebahaya apa ia?

Mengutip situs resmi Siloam Hospital, hipertensi merupakan istilah medis untuk menyebut kondisi darah tinggi pada tubuh yang melebihi batas normal.

Tekanan darah itu terbagi menjadi dua:sistolik dan diastolik.

Tekanan sistolik yaitu tekanan ketika jantung memompa darah keseluruh tubuh.

Sementara tekanan diastolik sebaliknya,saatjantung berelaksasi dan menerima darah sebelum kembali memompakannya ke seluruh tubuh.

Hipertensi merupakan kondisi saat tekanan sistolik melebihi 140 mmHg dan diastoliknya melebihi 90 mmHg.

Jikatekanan darah dibiarkan melebihi batas normal, ia dapat mengakibatkan komplikasi penyakit serius.

Seperti stroke, gagal jantung, penyakit ginjal, dan lain sebagainya.

Itulah kenapahipertensi harus ditangani sedini mungkin.

Penyebab hipertensi berbeda-beda berdasarkan jenisnya.

Hipertensi primer

Hipertensi primer belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Meski begitu, ada beberapa faktor pemicu dari hipertensi primer, seperti riwayat keluarga atau genetik, gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.

Hipertensi sekunder

Ia disebabkan oleh kondisi medis tertentu.

Salah satu penyakit yang cukup berkaitan dengan hipertensi sekunder yaitu penyakit ginjal.

Selain itu, hipertensi sekunder juga bisa disebabkan beberapa kondisi lain, di antaranya:

- Sindrom Conn’s atau produksi hormon aldosteron berlebih.- Sindrom cushing atau produksi hormon kortisol berlebih.- Tumor kelenjar adrenal.- Obstructive sleep apnea.- Koarktasio aorta.- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti pil KB, dekongestan, dan lain sebagainya.

Gejala Hipertensi

Tidak semua penderita hipertensi akan merasakan gejala-gejala ini.

Seringkali kasus hipertensi ditemukan pada pasien yang tidak bergejala.

Beberapa gejala hipertensi adalah sebagai berikut:

- Sakit kepala, terutama di belakang kepala.- Vertigo- Tinitus (dengung atau desis di dalam telinga)- Masalah penglihatan- Sesak napas- Nyeri di bagian dada- Kondisi aritmia- Kelelahan

Diagnosis Hipertensi

Langkah diagnosis hipertensi mula-mula akan dokter identifikasi riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik pasien.

Kemudian, dokter atau paramedis lain akan menggunakan alat pengukur tekanan darah dengan memakaikan manset lengan tiup di lengan.

Hasil pengukuran akan dilihat berdasarkan empat kategori tekanan darah secara umum, yaitu:

- Tekanan darah normal: di bawah 120/80 mmHg- Prahipertensi: tekanan darah di rentang 120/80 mmHg - 139/90 mmHg- Hipertensi tahap 1: tekanan darah di rentang 140/90 mmHg - 159/99 mmHg- Hipertensi tahap 2: tekanan darah di atas 160/100 mmHg- Krisis hipertensi: tekanan darah di atas 180/120 mmHg Kondisi ini merupakan situasi darurat sehingga pasien diperlukan penanganan medis sesegera mungkin

Cara Mengatasi Hipertensi

Cara mengatasi hipertensi harus dilakukan secara medis agar penanganannya tepat dan tidak memperburuk kondisi.

Penderita hipertensi umumnya diharuskan untuk mengonsumsi obat seumur hidup agar tekanan darahnya dapat terjaga.

Meski begitu, ada beberapa kondisi yang membuat penderita hipertensi dapat diturunkan dosis atau bisa jadi dihentikan konsumsi obatnya, terlebih jika tekanan darah sudah terkendali dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Cara Mencegah Hipertensi

Anda dapat melakukan langkah-langkah penerapan pola hidup sehat, seperti:

- Mengonsumsi garam secukupnya, tidak lebih dari 5 - 6 gram per hari.- Menjaga berat badan normal.- Membatasi konsumsi kafein agar tidak berlebihan.- Mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan.- Menghindari kebiasaan merokok.- Berolahraga secara teratur.- Membatasi asupan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi.- Mengurangi minuman beralkohol.- Mengelola stres dengan bermeditasi.T- idur yang cukup dan berkualitas.

Jadi, hipertensi adalah penyakit yang bisa disebabkan oleh pengaruh keturunan dan juga faktor eksternal sehingga diperlukan langkah pencegahan dengan menjaga pola hidup sehat.

Artikel Terkait