Ki Joko Bodo Meninggal Dunia Punya Riwayat Darah Tinggi, Ini Gejala Penyakit Hipertensi

Khaerunisa

Editor

Ki Joko Bodo meninggal dunia.
Ki Joko Bodo meninggal dunia.

Intisari-Online.com - Ki Joko Bodo, sosok paranormal terkenal di Indonesia, meninggal dunia pada Selasa (22/11/2022) pagi.

Kabar duka tersebut dibenarkan oleh putri Ki Joko Bodo, Ayda Prasasti.

“Iya, Kak (meninggal dunia),” kata Ayda saat dikonfirmasi, Selasa (22/11/2022), seperti dikutip Kompas.com.

Ayda juga menceritakan kronologi sang ayah meninggal dunia.

Menurutnya, ayahnya diketahui meninggal dunia saat duduk sehabis mandi.

"Abis mandi, lagi duduk (meninggalnya)," ucap Ayda.

Tidak diketahui pasti penyebab Ki Joko Bodo meninggal, tetapi keluarganya mengungkapkan bahwa paranormal terkenal tersebut memiliki riwayat penyakit darah tinggi.

Disampaikan Ayda bahwa sang ayah sudah lama memiliki riwayat penyakit tersebut.

"Ayahku memang punya riwayat sakit darah tinggi, terus sudah waktunya aja (meninggal dunia)," ungkapnya.

Ki Joko Bodo meninggal dunia dalam usia 59 tahun.

Hal itu juga diungkapkan anak kedua Ki Joko Bodo, yang juga mengatakan bahwa penyakit sang ayah mulai kambuh sejak sebulan belakangan.

Baca Juga: Disarankan Ahli untuk jadi Pengganti Paracetamol, Ibuprofen Ternyata Pantang Diberikan pada Penderita Ini

"Kalau sakit memang dari dulu ada penyakit bawaan, cuma sebulan ini memang kambuh lagi dan ya seperti itu (tiba-tiba meninggal dunia)," ucap Revo, dikutip dari YouTube MOP Channel.

"Yang sejauh saya tahu darah tinggi itu," imbuhnya.

Sempat wara-wiri tampil di televisi, belakangan sosok yang memiliki nama asli Agus Yulianto itu memilih untuk tak lagi tampil di televisi.

Diderita Ki Joko Bodo, seperti apa gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi yang perlu diketahui?

Untuk diketahui, hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan tanpa disadari oleh penderitanya.

Hipertensi merupakan kondisi serius dan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Dilansir dari Healthline, berikut adalah gejala tekanan darah tinggi yang tak boleh disepelekan.

1. Sakit kepala

2. Sesak napas

3. Mimisan

4. Pusing

5. Nyeri di bagian dada

6. Perubahan visual

7. Keluar darah melalui urin

Gejala-gejala tersebut memerlukan perhatian medis segera.

Gejala ini mungkin tidak dialami oleh semua orang dengan tekanan darah tinggi, namun jika menunggu gejala ini muncul akan berakibat fatal.

Untuk itu, cara terbaik agar dapat mengetahui apakah seseorang menderita tekanan darah tinggi adalah dengan membaca tekanan darah secara teratur.

Bagi orang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau faktor risiko lain, dokter mungkin akan menyarankan untuk memeriksakan tekanan darah setiap dua kali dalam setahun.

Hal tersebut membantu pasien dan dokter untuk tetap waspada dengan kemungkinan masalah kesehatan yang mungkin terjadi.

Baca Juga: Pengakuan Ismail Bolong Bak Buka Aib kepolisian, Ferdy Sambo Malah Bongkar Borok Polisi Ini

Sementara itu, untuk penyebab hipertensi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

Berikut ini penyebab hipertensi seperti dirangkum dari National Health Service dan Healthline:

  • Hipertensi primer
Hipertensi primer merupakan jenis hipertensi yang paling sering terjadi dan berkembang selama bertahun-tahun tanpa diketahui penyebabnya secara pasti.

Namun, terdapat beberapa kombinasi dari beberapa faktor yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat secara perlahan, seperti:

1. Mutasi gen atau kelainan genetik dapat menyebabkan seseorang menderita hipertensi 2. Masalah atau penurunan fungsi pada salah satu organ, seperti pada ginjal akibat penuaan dapat menyebabkan tekanan darah meningkat 3. Pilihan gaya hidup yang tidak sehat seiring waktu dapat meningkatkan risiko hipertensi, seperti kurang olahraga dan obesitas

  • Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan jenis hipertensi yang umumnya terjadi dengan cepat dan dapat menyebabkan tekanan darah yang lebih tinggi dari hipertensi primer.

Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa kondisi berikut:

1. Penyakit ginjal 2. Sleep apnea, yaitu gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur 3. Kelainan jantung bawaan 4. Gangguan hormon, seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme, dan akromegali 5. Efek samping obat-obatan tertentu, seperti pil KB, steroid, OAINS, atau obat batuk pilek 6. Penyalahgunaan NAPZA 7. Kecanduan alkohol atau penggunaan jangka panjang 8. Masalah pada kelenjar adrenal 9. Tumor kelenjar adrenal 10. Penyakit lupus.

Sementara itu, berikut ini beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita hipertensi, atau faktor risiko penyakit ini:

1. Menderita penyakit kronis, seperti diabetes, sleep apnea, atau penyakit ginjal 2. Bertambahnya usia, terutama di atas 65 tahun 3. Memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi 4. Mengonsumsi terlalu banyak makanan tinggi garam 5. Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung kalium 6. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas 8. Jarang melakukan aktivitas fisik atau berolahraga 9. Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman berlakohol 10. Mengonsumsi pil KB (kontrasepsi oral) 11. Mengalami stres 12. Hamil 13. Mengonsumsi obat-obatan jenis stimulan, seperti amfetamin dan kokain.

Itulah gejala hingga faktor risiko penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Baca Juga: Kuncinya 3 Titik Ini, Begini Cara Pijat Redakan Batuk dan Pilek Cuma Tekan Bagian Ini

(*)

Artikel Terkait