Disarankan Ahli untuk jadi Pengganti Paracetamol, Ibuprofen Ternyata Pantang Diberikan pada Penderita Ini

Ade S

Editor

Ilustrasi demam. Ibuprofen yang disebut sebagai pengganti paracetamol ternyata tidak dapat diberikan pada penderita penyakit ini.
Ilustrasi demam. Ibuprofen yang disebut sebagai pengganti paracetamol ternyata tidak dapat diberikan pada penderita penyakit ini.

Intisari-Online.com -Ibuprofen yang disarankan ahli untuk jadi pengganti paracetamol ternyata tidak bisa sembarang diberikan.

Meski memiliki fungsi yang hampir serupa dengan paracetamol, ibuprofen ternyata bisa sangat berbahaya.

Ada satu penyakit tertentu yang sangat pantang untuk mendapatkan penanganan berupa pemberian ibuprofen.

Seperti diketahui, gangguan ginjal akut yang dialami oleh beberapa anak Indonesia telah menjadi perhatian masyarakat.

Tercatat, ada 206 kasus gagal ginjal akut yang menimpa anak di Indonesia dengan kecurigaan mengarah ke penggunaan obat sirup, khususnya paracetamol.

Kecurigaan ini mencuat seiring dengan adanyakasus serupa yang terjadi di Gambia, yang telah memicu kematian pada 70 anak.

Di negara yang berada di Afrika Barat tersebut, pemicunya diduga adalah obat sirup parasetamol.

Obat-obat yang diklaim sebagai pemicunya adalahPromethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.

Keempat obat tersebut sama-sama diproduksi olehMaiden Pharmaceuticals Limited, India.

Secara spesifik, obat sirup paracetamol yang menjadi penyebab ginjal di negara tersebut adalah yang mengandung dua zat berbahaya.

Dua zat yang dimaksud adalah dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).

Belakangan, Kemenkes bahkan secara khusus mengumumkan bahwa merek meganjurkan penggunaan obat sirup dalam bentuk apa pun untuk dihentikan.

Kemenkes lebih menyarankan kepada masyarakat untuk lebih memilih menggunakan obat tablet atau kapsul sebagai pengganti sirup.

“Sebagai alternatif, (masyarakat) dapat menggunakan bentuk (obat) sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya,” kata juru bicara Kemenkes dalam konferensi pers virtual, Senin (19/10/2022) siang, seperti dilansirkompas.com,Senin (19/10/2022).

Bahkan, Syahril juga sudah menjelaskan bahwa Kemenkes telah meminta apotek-apotek di Indonesia utnuk tidak menjual obat dalam bentuk cair maupun sirup untuk sementara waktu.

Larangan tersebut diberlakukan selama BPOM melakukan penelitian terkait gangguan ginjal akut.

Tak ayal,kabartersebut langsung membuat para orang tua di Indonesia merasa waswas sekaligus bingung.

Sebab, di Indonesia, penggunaan obat sirup paracetamol sudah lumrah diberikan para orang tua kepada anaknya yang demam.

Maka, wajar jika kemudian muncul pertanyaan, lalu apa yang bisa dilakukan saat anak demam?

Untuk menjawab keresahan masyarakat tersebut, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati kemudian memberikan penjelasan.

MenurutZullies, salah satu alternatif obat penurun panas untuk anak selain paracetamol adalah ibuprofen.

Hanya saja,Zullies mewanti-wanti bahwa tidak semua penyakit yang menimbulkan gejala demam dapat ditangani dengan ibuprofen.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi satu-satunya penyakit yang penderitanya pantang mendapatkan dengan ibuprofen.

"Kalau bukan karena DBD, bisa gunakan ibuprofen," kata Zullies, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Alternatif lain pengganti paracetamol, selain ibuprofen, adalah paracetamol puyer.

Obat dengan jenis ini aman meski memang rasanya pahit dan cenderung sulit untuk diminum oleh anak-anak.

Zullies menjelaskan bahwa kandungan dalam paracetamol sirup dan puyer sama, yang membedakan hanyalah zat pelarutnya.

"Sama-sama parasetamol, tapi nggak ada pelarutnya," ujar Zullies.

Baca Juga: Jangan Langsung Tenang Usai IDAI Klarifikasi, Faktanya Paracetamol Memang Punya Banyak Efek Samping

Artikel Terkait