Di Malang, Ki Ageng Gribig berhasil mengajak banyak penduduk setempat untuk memeluk agama Islam dengan cara yang santun dan bijaksana.
Ia juga membina hubungan baik dengan para tokoh masyarakat dan adat setempat, serta menghormati tradisi dan budaya lokal.
Ia tidak memaksakan ajaran Islam, tetapi menyesuaikannya dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat Malang.
Ki Ageng Gribig juga berjasa dalam mengembangkan pendidikan dan kebudayaan Islam di Malang.
Ia mendirikan pesantren atau pondok pesantren sebagai tempat belajar mengaji dan ilmu-ilmu agama.
Kemudian ia juga mengajarkan seni dan sastra Islam, seperti syair, tembang, wayang, dan gamelan.
Bahkan ia disebut-sebut sebagai pencipta salah satu jenis gamelan khas Malang, yaitu gamelan gribig.
Ki Ageng Gribig meninggal dunia pada tahun 1679 Masehi dan dimakamkan di kompleks pemakaman Jalan Ki Ageng Gribig Malang.
Makamnya menjadi tempat ziarah bagi banyak orang yang menghormati jasanya dalam menyebarkan Islam di Malang Raya.
Ki Ageng Gribig juga diabadikan sebagai nama jalan dan nama kampung di Malang.
Ki Ageng Gribig adalah sosok yang patut dicontoh oleh generasi muda saat ini.
Ia menunjukkan bahwa penyebaran agama Islam dapat dilakukan dengan cara yang damai, toleran, dan menghargai perbedaan.
Juga menunjukkan bahwa Islam tidak bertentangan dengan kebudayaan lokal.
Tetapi justru dapat bersinergi dan berkontribusi dalam mengembangkan kebudayaan bangsa.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR