Bagaimanapun juga, Pati adalah basis kekuatan Mataram Islam, kedua Pati adalah kadipaten yang sangat kuat secara militer.
Sebisa mungkin Sultan Agung meminimalkan munculnya percikan-percikan api di antara keduanya.
Suatu ketika, terjadi Pertempuran Pati, saat Pati menyerang Jepara.
Pati Endranata menyebut bahwa Pati melakukan pemberontakan kepada Mataram.
Tak biasa dibiarkan, Sultan Agung memutuskan untuk menyerbu Pati dari tiga penjuru mata angin.
Sultan Agung menunjuk Tumenggung Alap Alat untuk memimpin pasukan.
Semantara dari arah timur, pasukan Mancanegara di bawah pimpinan Adipati Martoloyo.
Lalu dari arah Selatan dipimpin oleh Pangeran Madura, dia membawahi prajurit Kedu, Bagelen, Pamijen.
Sementara dari barat dipimpin oleh Bupati Sumedang, Ranggal Gempol I.
Keluarga raja sendiri memimpin pasukan-pasukan Pamejagan Mataram.
Pengawal pribadi terdiri dari 2.000 prajurit semua kapendak yang ada diantara mereka harus mengikuti raja.
Di sisi lawan, Adipati Pragola dibantu oleh Tumenggung Mangunjawa, Adipati Kenduruan, Tumenggung Ramananggala, Tumenggung Tohpati, Adipati Sawunggaling, dan Tumenggung Sindurejo.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR